Friday, 27 March 2020
Prediksi Ekonomi Kontraksi, IMF Minta G20 Bantu Negara Miskin.
Jakarta.------- - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan keadaan ekonomi global pada 2020 kemungkinan akan mengalami kontraksi. Pemulihannya akan bergantung pada seberapa cepat negara-negara di seluruh dunia mampu menemukan solusi bagi pandemi virus corona (COVID-19) yang sedang mewabah.
"Kami memproyeksikan kontraksi output global pada tahun 2020, dan pemulihan pada tahun 2021. Seberapa dalam kontraksi dan seberapa cepat pemulihan tergantung pada kecepatan penahanan pandemi dan pada seberapa kuat dan terkoordinasi tindakan kebijakan moneter dan fiskal kita," kata Georgieva dalam panggilan konferensi bersama para Pemimpin G20, baru-baru ini.
"Yang paling penting adalah dukungan fiskal yang ditargetkan untuk rumah tangga yang rentan dan untuk bisnis besar dan kecil, sehingga mereka dapat tetap bertahan dan segera kembali bekerja. Kalau tidak, perlu bertahun-tahun untuk mengatasi dampak kebangkrutan dan PHK yang meluas."
Menurut Georgieva, dukungan semacam itu akan mempercepat pemulihan dan mampu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk mengatasi tantangan seperti utang macet dan arus perdagangan yang terganggu.
"Dan yang terpenting kami menyadari pentingnya mendukung pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang untuk mengatasi beban krisis dan membantu memulihkan pertumbuhan. Mereka mendapati diri mereka sangat terpukul oleh kombinasi krisis kesehatan, penghentian mendadak ekonomi dunia, pelarian modal ke tempat aman, dan - beberapa penurunan harga komoditas," ujarnya.
"Negara-negara ini adalah fokus utama perhatian kami. Kami memiliki kapasitas keuangan yang cukup besar, US$ 1 triliun, untuk ditempatkan dalam pertahanan mereka, bekerja sama dengan Bank Dunia dan Lembaga Keuangan Internasional (IFI) lainnya."
Namun begitu, menurut Georgieva, tantangan yang dihadapi IMF sangat besar saat ini. Di mana ada banyak negara membutuhkan pendanaan darurat IMF secara bersamaan. Selain itu, pasar negara berkembang secara dramatis dipengaruhi oleh rekor arus keluar modal yang tinggi dan kekurangan likuiditas valas. Juga, banyak negara berpenghasilan rendah masuk ke dalam krisis akibat beban hutang yang tinggi.
Oleh karenanya, Georgieva mengajak negara-negara untuk bertindak setara dengan besarnya tantangan yang ada.
"Bagi kami di IMF itu berarti bekerja dengan Anda untuk membuat respons krisis kami semakin kuat. Untuk ini kami meminta dukungan Anda. Gandakan kapasitas pembiayaan darurat kami." jelasnya.
"Tingkatkan likuiditas global melalui alokasi SDR (Special Drawing Right) yang cukup besar, seperti yang kita berhasil lakukan selama krisis global 2009 dan dengan memperluas penggunaan fasilitas swap type di IMF."
Selain itu, ia juga meminta agar negara-negara tersebut memberikan dukungan kepada kreditor bilateral resmi untuk meringankan beban utang anggota termiskin IMF selama masa krisis global.
"Kita akan melewati krisis ini bersama. Bersama-sama kita akan meletakkan dasar untuk pemulihan yang lebih cepat dan lebih kuat," katanya. ( RZ/ WK )****
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment