INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday 30 March 2020

Isi Pembicaraan Putra Mahkota Arab dengan Jokowi.


Jakarta.------------ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima telepon dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman Bin Abdulaziz Al Saud (MBS) di Istana Kepresidenan Bogor.

Telepon MBS kepada Jokowi dilakukan di tengah wabah penyebaran corona (Covid-19). Namun, keduanya justru membahas hal lain, dan tidak membahas secara spesifik masalah tersebut.

Melalui sambungan telepon, seperti dikutip Senin (30/3/202), MBS menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo pada 25 Maret 2020 yang lalu.

Dalam pembicaraan telepon tersebut, Jokowi menyampaikan selamat atas kesuksesan Arab Saudi dalam penyelenggaraan KTT Luar Biasa G20 secara virtual beberapa waktu lalu, yang khusus membahas penanganan Covid-19.

"G20 harus menunjukkan kepemimpinannya dan menjadi motor solidaritas global, tidak ada negara yang kebal terhadap Covid-19 termasuk Indonesia dan Arab Saudi," kata Jokowi.

Adapun akhir pekan lalu, bertempat di kediamannya di Surakarta, Jokowi juga menerima sambungan telepon dari Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

Dalam pembicaraannya, Jokowi menyampaikan terima kasih atas simpati dan doa dari Putra Mahkota Abu Dhabi kepada almarhumah Ibundanya. Jokowi juga menyampaikan pentingnya solidaritas global, kerjasama, dan kolaborasi antar negara dalam situasi saat ini.

"Kita harus bersama-sama untuk memenangkan peperangan melawan Covid-19 dan peperangan melawan pelemahan ekonomi dunia," katanya.

G20, ditegaskan Jokowi, harus menjadi motor gerakan solidaritas dunia dalam penanganan Covid-19 dan mendorong agar pandemi ini jangan sampai menganggu kemitraan dan kerja sama yang sudah dibangun bertahun-tahun.

"Untuk itu, G20 harus aktif memimpin upaya menemukan anti-virus dan obat COVID-19, tentunya bersama WHO," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mendorong negara anggota G20 untuk bekerja sama dan mensinkronkan kebijakan dan instrumen ekonomi untuk melawan keterpurukan ekonomi sebagai dampak dari COVID-19.

"Kita harus mencegah resesi ekonomi global, melalui kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi, serta memperluas dan memperkuat jaring pengaman sosial terutama bagi UMKM," jelasnya.

Jokowi bahkan mendorong G20 untuk menjaga stabilitas sektor keuangan, termasuk menjaga ketersediaan likuiditas dan memberikan relaksasi dan dukungan bagi dunia usaha yang terpukul akibat COVID-19.

"Dengan gejolak keuangan global yang tinggi, dukungan foreign exchange sangat penting. Saya juga mendukung peningkatan peran global dan regional financial safety net termasuk melalui SDR swap line dan currency swap facility, seperti Chiang Mai Initiative," kata Jokowi. ( RZ/WK )*****

No comments:

Post a Comment