INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday, 19 March 2020

Sri Mulyani, Ekonomi yang Merana & Corona Membara.


Jakarta.------- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dampak ekonomi dari wabah covid-19 ke Indonesia, berasal dari transmisi ekonomi internasional. Pasalnya, virus corona saat ini sudah meluas ke 151 negara di seluruh dunia.

"Makanya ekonomi global mengalami risiko penurunan yang nyata. Pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan sangat drastis kalau dilihat dari performance ekonomi dunia dan ini terlemah jika dibandingkan semenjak terjadinya krisis global pada 2008-2009," kata Sri Mulyani baru-baru ini.

Imbasnya, Indonesia juga mengalami disrupsi dari adanya wabah corona, baik dari China dan juga dunia secara keseluruhan. Sri Mulyani merinci, misalnya saja dari sektor pariwisata dan perdagangan RI.

Cadangan devisa pariwisata Indonesia, 13% berasal dari China, terbesar kedua setelah Malaysia. Dari sisi perdagangan, disrupsi dagang dan rantai pasokan, Sri Mulyani mengatakan 27% impor non migas dan 16,7% pangsa pasar ekspor Indonesia berasal dari China.

"Indonesia pun saat ini sudah mempunyai larangan impor hewan hidup dan makanan minuman dari Tiongkok. Tentu akan berdampak pada berkurangnya pasokan dari Tiongkok," jelas Sri Mulyani.

Dari sisi domestik, di tengah adanya social distancing, membuat masyarakat menurunkan aktivitas kegiatan sehar-harinya. Sehingga memberikan dampak pada sisi demand (permintaan) konsumsi dan dampak ketersediaan, karena adanya pengurangan aktivitas produksi.

Pada akhirnya, lanjut Sri Mulyani terjadi penurunan kinerja perdagangan barang dan penurunan wisata mancanegara, yang berpotensi mendorong peningkatan current account deficit (CAD).

Untuk aliran modal, Sri Mulyani juga sudah melihat adanya penurunan risk appetite investor, mendorong peralihan investasi pada instrumen safe haven. Kinerja fiskal pun kata Sri Mulyani juga sudah pasti terkontraksi.

"Potensi penurunan penerimaan antara lain daarri bea masuk dan PNBP [Penerimaan Negara Bukan Pajak] sumber daya alam," jelas Sri Mulyani.

Dari itu semua, pada akhirnya membuat lembaga internasional memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), misalnya memperkirakan ekonomi global cuma tumbuh 2,4% pada kuartal I-2020, turun 0,5% dari perkiraan sebelumnya.

"Proyeksi itu kalau penyebaran di Tiongkok berlangsung pada triwulan pertama dan tidak terjadi penyebaran di negara lain," jelasnya.

Apabila kondisi memburuk, pertumbuhan ekonomi global akan semakin lesu. Di Indonesia, OECD menaksir pertumbuhan ekonomi cuma 4,8% pada tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi pemerintah 5,1%.

Dalam skenario penyebaran wabah terjadi lebih lama dan lebih intensif di kawasan Asia Pasific, Eropa, dan Amerika Utara, pertumbuhan ekonomi global di 2020bahakn diperkirakan lebih melambat dari perkiraan sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi global di 2020 diperkirakan hanya menjadi 1,5% saja," kata Sri Mulyani.

Khusus untuk kuartal I, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar 4,5% hingga 4,9%. Sementara, untuk kuartal II, Sri Mulyani tak berharap banyak dari peningkatan konsumsi dan mudik jelang hari raya.

Pasalnya, apabila wabah corona terus berlanjut, masyarakat yang menerima Tunjangan Hari Raya (THR) akan menahan diri untuk berbelanja. ( RZ/ WK )****

No comments:

Post a Comment