INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday, 1 March 2020

Kronologi Penyakit Misterius Paus Fransiskus di Tengah Wabah Virus Corona.

Vatikan ----------- Paus Fransiskus sedang disorot karena membatalkan acara keagamaan karena penyakit yang dideritanya.

Penyakit Paus Fransiskus menjadi sorotan karena terjadi saat Italia (di mana Vatikan menjadi negara enklave di dalamnya) tengah diserang Virus Corona, dengan 650 kasus positif dan 21 kematian --menjadikannya sebagai yang terbanyak di Eropa.

Hingga Jumat kemarin, Paus Fransiskus masih sakit flu dan membatalkan acara, belum lama ini.

Bila melihat kronologinya, kabar sakit Paus Fransiskus terungkap ketika batal menghadiri misa di Roma karena merasa sedikit tidak enak badan pada Kamis, 27 Februari. Paus Fransiskus pun memutuskan agar menetap di hotel Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransikus sebetulnya sudah tampak flu pada Rabu, 26 Februari lalu. Saat itu, Paus Fransiskus sedang mengisi Rabu Abu di Basilica of Santa Sabina di Roma.

Paus Fransiskus terlihat kamera sedang pilek dan mengusap wajahnya dengan sapu tangan putih.

Pada Jumat, 28 Februari, Paus Fransiskus masih dilaporkan sakit. Ia akhirnya membatalkan audiensi resmi karena terserang flu.

Paus Fransiskus yang berusia 83 tahun memiliki rekam jejak kesehatan yang baik selama hidupnya. Namun, ia kehilangan bagian paru-parunya ketika masih muda akibat penyakit pernapasan.

Italia memiliki jumlah penderita Virus Corona yang terbanyak di Virus Corona, yakni 889 pasien dan 21 orang meninggal dunia.

The Local Italia melaporkan Mayoritas korban meninggal adalah lansia di atas 80 tahun, beberapa memiliki kondisi seperti kanker. Mayoritas kasus terjadi di wilayah Lombardia.

Wabah Virus Corona telah mencapai "titik yang menentukan" dan memiliki "potensi pandemi", kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia Dr Tedros Ghebreyesu.

Iran dan Italia telah menjadi pusat infeksi utama, dengan orang-orang yang bepergian dari sana menyebarkan virus lebih jauh lagi.

Beberapa pejabat tinggi Iran telah terinfeksi, bahkan yang terakhir adalah Wakil Presiden untuk Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar.

"Itulah yang terjadi di seluruh dunia yang sekarang menjadi perhatian terbesar kami," kata Dr. Tedros.

Secara global, lebih dari 80.000 orang di hampir 50 negara telah terinfeksi. Hampir 2.800 telah meninggal, mayoritas di provinsi Hubei China.

Sementara itu pasar saham di seluruh dunia telah turun tajam di tengah kekhawatiran bahwa peningkatan pembatasan perjalanan akan mencegah aktivitas bisnis.(RZ/WK )*****

No comments:

Post a Comment