Wonogiri. Jawa Tengah.------- Seorang petani asal Trucuk, Klaten, Ngatijan, menjadi pemicu terbongkarnya sindikat pupuk bersubsidi palsu.
Ngatijan awalnya curiga dengan pupuk bersubsidi jenis phonska yang dibelinya.
Produk tersebut berbeda dengan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
"Kalau kena tangan, warna pupuknya itu menempel di tangan dan sulit dihilangkan.

Padahal pupuk yang asli, dicuci pake air saja sudah langsung bersih," katanya saat konferensi pers di Pracimantoro, Wonogiri, Kamis (27/2/2020).
Selain itu, ciri-ciri lain yang membedakan, jika pupuk palsu tersebut dicampur dengan urea, maka akan cepat padat.
"Padahal kalau pupuk yang asli, tercampur seharian itu masih bisa ditabur, kalau yang palsu cepat padat dan tidak bisa ditabur," jelasnya.
Dia tidak mengetahui pupuk yang dia beli adalah palsu.
Pasalnya saat itu pupuk bersubsidi semakin langka dan dia terpaksa membeli dari pihak lain.
"Saya beli 18 karung, dengan harga Rp 120.000 per karungnya.
Di tanaman itu ada pengaruhnya, malah tanaman jadi kerdil dan daunnya kering," terangnya.
Pihak Petrokimia Pupuk Gresik Afik Dwi Warsono menambahkan, ciri-ciri lain yang bisa dilihat dari kemasan.
Tulisan di kemasan yang asli berwarna kebiru-biruan, sementara yang palsu cenderung hitam.
"Ada dua jenis pupuk kami yang dipalsukan, yaitu jebis Phonska dan SP36.
Phonska yang asli lebih keras, sementara yang palsu gampang hancur, karena kami menggunakan teknologi yang canggih.
SP36 kemasan kami lebih rapi dan jelas terlihat dari logo dan tulisan," terangnya.
Sementara dari Balai pengkajian tanah dan pertanian, Widodo, secara kasat mata memang sulit membedakan pupuk asli dan palsu.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel mengimbau, para petani membeli pupuk di tempat resmi yang sudah disediakan pemerintah.
Dia mengatakan peredaran pupuk palsu ini sangat meresahkan petani dan pihaknya bertekat akan melindingi petani.
Rycko menjelaskan masih ada 3 tahap pemeriksaan yang akan dilakukan oleh Polda Jateng, Polres Klaten dan Wonogiri.
"Nanti dari Labfor akan memeriksa apakah ada kandungan bahan berbahaya atau tidak, serta menelusuri sumber bahan bakunya dan akan periksa pendistribusiannya sudah kemana saja," terangnya.
Dari informasi yang dia terima, pemasaran pupuk palsu ini ada di Karasidenan Surakarta, Pati, bahkan sejumlah kawasan di Jawa Timur.
"Kami juga meminta kepada para petani jika menemukan pupuk palsu ini agar segera melapor ke pihak berwajib.
Nanti akan kami tarik," pungkasnya.(RZ/WK)
No comments:
Post a Comment