INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday, 22 February 2020

Bencana Itu Terjadi Sehari Setelah Pernyataan Mendikbud Bicara tentang Guru Unggul


 Oleh Dasman Djamaluddin

Siswa SMP di Yogyakarta terseret arus banjir pada kegiatan susur sungai. Berita menyedihkan itu langsung menyentak hati para orang tua murid.

Banjir telah menyeret ratusan siswa SMPN 1 Turi Kabupaten Sleman yang sedang melakukan susur sungai.

Para siswa yang tengah mengikuti kegiatan pramuka itu tengah melakukan susur sungai di Sungai Sembor, pada hari Jumat, 21 Februari 2020,  sekitar pukul 15.30 WIB. Padahal saat itu arus cukup deras di Sungai Sempor tersebut. Sementara ini enam orang murid ditemukan sudah tidak bernyawa.

Pencarian siswa SMPN 1 Turi Sleman Yogyakarta terkendala lokasi yang gelap. Selain itu, proses evakuasi juga terkendala kondisi hujan masih terus mengguyur lokasi kejadian.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) lantas mengungkap cara mengenali aliran sungai yang akan terjadi banjir. Hal ini disampaikan sebagai langkah mitigasi dan pencegahan dini bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir bandang.

Berikut empat tanda kedatangan banjir bandang berdasarkan kajian dari Lembaga LIPI seperti dilansir laman resmi Kemenkes:

1. Saat curah hujan tinggi, aliran sungai akan terlihat menyurut karena tertahan oleh material longsor di daerah hulu atau sepanjang aliran sungai. Kemudian, air akan meluap naik dan mengalir dengan cepat.

2. Air sungai akan berubah warna menjadi keruh karena tercampur dengan tanah dan lumpur. Lalu, datang suara gemuruh dari arah aliran sungai. Hal ini merupakan pertanda air dan lumpur serta batu atau batang pohon sedang bergerak.

3. Banjir bandang bisa dideteksi dari alat peringatan dini yaitu alat takaran hujan Wire Extensometer.

4. Waspada jika hujan deras dengan waktu yang cukup lama karena ini akan memicu terjadinya banjir banda. Banjir bandang disebabkan karena sungai tidak bisa membendung aliran air karena curah hujan yang tinggi.

Bencana ini terjadi setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim rapat kerja bersama Komisi X DPR pada hari Kamis, 20 Februari 2020. Lalu apa kaitannya dengan siswa yang tewas? Sebenarnya tidak langsung berkaitan, tetapi karena Mendikbud bicara tentang guru unggul, sudah tentu berkaitan terhadap anak murid.

Masih minim guru unggul, kata Nadiem. Dalam hal ini, Nadiem menekankan bahwa guru unggul itu adalah guru penggerak, bisa disebut gurunya guru. Guru penggerak ini asalnya datang dari daerah yang sama. Hampir semua kabupaten mengalami kesulitan guru berkualitas unggul, sehingga kalau mencari, sekolah tidak bisa sebatas mengendalikan hasil tes.

Memang sepintas tidak ada kaitan dengan musibah di atas. Tetapi mencari guru unggul sudah tentu sudah tentu membawa dampak positif kepada anak murid di samping ia juga memahami kondisi alam dan sudah pasti  memahami pernyataan dari LIPI  tersebut.*******

No comments:

Post a Comment