INDENPERS MEDIA ISTANA,---------------------
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka angkat bicara soal munculnya poster mengkritik pemerintah atau rezim. Ia mengatakan kalau poster tersebut dipasang di tempat umum dan membuat warga tidak nyaman tentu akan dibersihkan.
"Kalau di tempat umum, di rumah orang dan orangnya merasa terganggu, tidak nyaman ya akan dibersihkan," katanya, Selasa (7/9).
Sebelumnya, sejumlah poster bermunculan di beberapa titik di Kota Solo. Salah satunya berada di Jalan Diponegoro. Poster berbunyi, "Berani Membatasi, Harus Menghidupi. #GWSIndonesia, #Bansos, ?" itu tertempel tepat di depan Pasar Antik Triwindu, kawasan wisata Ngarsopuro.
Poster lain tertempel di Simpang Empat Panggung. Salah satu poster di Simpang Empat Panggung berbunyi "Jualan dipenjara, nggak jualan mati kelaparan". Hingga siang ini, poster-poster itu belum dicopot oleh petugas.
Menanggapi kritik tersebut, Gibran mengaku heran. Ia menganggap kritik yang ada di poster tidak sesuai dengan keadaan Kota Solo.
"Siapa yang dipenjara? Nggak ada yang dipenjara," katanya.
"Kalau tahu keadaan Kota Solo, enggak akan seperti itu," lanjutnya.
Pemkot Solo selama ini memang tidak menerapkan sanksi pidana maupun denda kepada masyarakat. Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo yang terbit setiap pekan hanya mengatur hukuman berupa Surat Peringatan (SP) hingga pencabutan izin untuk pengelola tempat.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu menyebutkan berbagai saluran yang bisa digunakan untuk menyampaikan kritik. Selain nomor telepon melalui berbagai akun media sosial milik instansi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Gibran juga mengklaim menerima masukan dan kritik via akun media sosial pribadi.
Ia juga mengklaim menyediakan nomor khusus yang bisa dihubungi langsung oleh warga.
"Atau kalau saya disuruh datang ya nggak apa-apa. Saya datangi. Saya sowan," katanya.( RZ/WK )******
No comments:
Post a Comment