Ini Surat Wasiat Bomber di Gereja Katedral Makassar
INDENPERS MEDIA ISTANA, MAKASAR----Sebuah foto surat wasiat yang disebut milik Lukman (26), pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, beredar di media sosial (medsos). Surat wasiat yang beredar itu dibenarkan polisi sebagai milik pelaku.
"Iya (surat wasiat beredar di media sosial benar milik Lukman)," singkat Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (30/3/2021).
Menurut Zulpan, surat wasiat tersebut diamankan polisi saat penggerebekan di rumah kontrakan Lukman dan rumah ibu Lukman di Jalan Tinumbu Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3).
"(Surat wasiat tersebut diamankan) sama Densus," kata Zulpan.
Dalam surat wasiat yang beredar, Lukman secara khusus meminta maaf kepada ibunya. Dia mengatakan telah memilih menjadi bomber.
Selain itu, Lukman berpesan kepada sang ibu untuk menghindari riba. Selanjutnya Lukman mengaku menitipkan sejumlah uang buat sang ibu.
Lukman juga berpesan kepada sejumlah saudara kandungnya agar memaafkan kesalahan Lukman. Dia juga meminta ke saudara kandungnya untuk menjaga sang ibu.
Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap fakta-fakta baru soal pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Tersangka pria yang berinisial L ternyata sudah membuat surat wasiat.
"Saudara L sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tua," kata Jenderal Sigit saat jumpa pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Makassar, Senin (29/3).
"Isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap mati syahid," sambungnya.
Pemerintah mengutuk keras aksi teror bom bunuh diri ini. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak terkait agama apa pun.
"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun," ujar Jokow.
Waketum MUI Anwar Abbas juga mengutuk keras kejadian bom bunuh diri itu karena tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai ajaran agama mana pun yang diakui negeri ini. Dia meminta supaya kejadian bom bunuh diri itu tidak dikaitkan dengan SARA. Hal itu akan membuat kondisi semakin tidak kondusif.
"Di samping itu, MUI juga meminta supaya masalah ini jangan di kait-kaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana," ujarnya.
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengecam aksi terorisme di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, yang mengakibatkan puluhan orang luka-luka. Muhadjir meminta kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut.
"Saya sangat mengecam keras tindakan terorisme, apalagi sampai itu dilakukan di tempat-tempat ibadah," ujar Muhadjir, dalam keterangan tertulis, dilansir dari website Kemenko PMK, Senin (29/3/2021).
"Kejadian ini tentu harus menjadi pelajaran bagi kita semua. Aksi terorisme termasuk bom bunuh diri bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi dapat mengancam jiwa dan keselamatan banyak orang. Hal ini sangat dikecam oleh agama dan dibenci oleh Tuhan," tutur Muhadjir. ( RZ/ WK )****
No comments:
Post a Comment