INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday, 30 March 2021

Blak-Blakan Buwas Soal Heboh Impor Beras Hingga Titah Jokowi.


Foto: Ilustrasi Budi Waseso.

INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA------Direktur Utama Bulog Budi Waseso memberikan pernyataan pers perihal polemik impor beras yang mengemuka belakangan.

Salah satu penjelasan Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, berkaitan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut sudah tiga tahun Indonesia tidak mengimpor beras.

Seperti diketahui, pernyataan Jokowi menuai pro dan kontra mengingat ada catatan importasi beras di Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tiga tahun belakangan.

"Memang Bulog tiga tahun ini tidak pernah impor, kalau ada valuasi data dari BPS ada beras masuk itu beras khusus, itu hanya untuk kebutuhan hotel dan restoran yang bersifat khusus," ujar Buwas, baru- baru ini.

Oleh karena itu, dia menegaskan tidak ada beras impor umum dari negara lain yang masuk ke Indonesia.

Sebaliknya, Ia mengklaim Bulog terus menyerap beras petani di dalam negeri pada masa panen hingga berakhir Mei 2021. Saat ini, beras petani yang sudah dibeli Bulog sedikitnya 200 ribu ton yang akan terus bertambah, dengan serapan rata-rata 10.000 ton per hari.

"Serapan kita diakhiri sampai Juni artinya prediksi panen terakhir Mei, tapi Juni masih ada sisa panen dari Mei. Karena itu presiden sampaikan Bulog akan terus menyerap," kata Buwas.

Setelah menyerap, Bulog juga harus menyalurkan demi menghindari beras turun mutu. Salah satu caranya dengan ekspor. Buwas mengungkapkan sudah ada pembicaraan dengan negara lain terkait rencana ekspor beras.

"Rencana program saya ke depan bukan hanya untuk kebutuhan dalam negeri, saya punya keyakinan kita bisa ekspor, karena permintaan hari ini banyak untuk ekspor justru. Sebenarnya kita lihat di beberapa wilayah nggak melalui pemerintah tapi melalui swasta mereka sudah lakukan ekspor beras dari wilayah itu," ujar Buwos.

Mantan Kabareskrim Polri itu uga melihat beberapa wilayah tersebut sudah menjalin kontrak dengan beberapa negara. Walau jumlahnya tidak banyak, tapi itu sudah menjadi bukti bahwa beras surplus.

"Alangkah lebih baik nanti program pemerintah berhasil, maka saya bisa lanjutkan rencana ekspor yang lalu. Kita sudah kontrak dengan Arab Saudi. Mereka kontrak sama kita 100 ribu ton per bulan dan kita sudah berhasil waktu itu, karena pandemi Covid-19, lockdown semua batal. Tapi sekarang Arab Saudi sudah minta kembali gimana kita penuhi permintaan mereka," kata Buwas.

Ia meminta bantuan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pendanaan untuk penyerapan beras dari petani. Meski belum mengajukan secara resmi.

"Saya minta dukungan ke menkeu merealisasikan apa yang diinginkan Presiden. Kami Bulog nggak minta uang untuk menyerap karena Bulog masih bisa, walau biaya utang dari perbankan, Bulog masih sanggup menyerap," ujar Buwas.(RZ/WK)*****

No comments:

Post a Comment