Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Sejumlah akun media sosial Twitter ramai-ramai membagikan unggahan mengenai ditunjuknya menteri kesehatan baru oleh Presiden Jokowi.
Beberapa di antaranya mempersoalkan mengapa Menkes yang baru ditunjuk untuk menggantikan Terawan Agus Putranto bukan berasal dari kalangan dokter.
Akun Twitter @mprasetyaw misalnya, dia mengunggah narasi mengenai satu alasan mengapa Menkes harus berasal dari kalangan dokter.
"Salah satu alasan kenapa menkes harus dokter adalah hierarchical culture di dunia kedokteran serta tingginya pride para spesialis.Sebenernya ga masalah kalau bagus manajemen dllnya, yg jadi masalah saat koordinasi ke organisasi profesi dokterny:
'Siapa lu bukan dokter nyuruh2?'," tulis @mprasetyaw.
Selain itu, akun Twitter @sbyfess juga mempertanyakan mengapa Menkes baru bukan berlatarbelakang seorang dokter. "menkes nya bukan dokter???," tulis @sbyfess.
Kemudian, akun Twitter @ariftri membagikan sebuah unggahan dengan narasi yang bernada penyesalan lantaran Menkes bukan berasal dari kalangan kesehatan.
"Pertama kali akhirnya Menkes bukan dari dokter. Tapi kok yaaaaaaaaaaaaa bukan nakes lain, malah lulusan Sarjana Fisika Nuklir," tulisnya.
Pertama kali akhirnya Menkes bukan dari dokter.
Tapi kok yaaaaaaaaaaaaa bukan nakes lain, malah lulusan Sarjana Fisika Nuklir
— A (@ariftri) December 22, 2020
Lantas, bagaimana tanggapan Ikatan Dokter Indonesia ( IDI)? Tidak masalah.
Saat dimintai tanggapan terkait hal itu, Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Zubairi Djoerban mengatakan bahwa penunjukan Menkes yang baru ini tidak ada masalah.
Poin utama yang dia soroti bukan lah hal itu, melainkan bagaimana bisa Menkes baru ini bisa mengatasi kesehatan rakyat Indonesia dengan baik dan benar.
"Mengenai latar belakang Pak Budi Gunadi Sadikin yang ramai dipermasalahkan karena beliau bukan dokter, menurut saya itu enggak masalah," kata Zubairi.
Sebaliknya, Zubairi meyakini bahwa Menkes anyar itu akan menunjuk tim dari kalangan dokter yang mumpuni untuk membantunya dalam melaksanakan tugas.
"Jadi dari sisi manajerial itu beliau, mungkin data-data yang lain akan dibantu oleh timnya. Optimis saja saya. Perlu didukung itu," imbuhnya.
Kolaborasi
Lebih lanjut, Zubairi juga menyoroti masalah kesehatan di Indonesia bukan hanya virus corona yang telah menjadi pandemi di dunia.
Melainkan pula beberapa masalah kesehatan lain seperti tuberkulosis (TBC), stunting, HIV dan AIDS, serta masih banyak lagi yang lainnya.
"TBC kita masih menjadi pembunuh paling sering, masalah narkoba dan macam-macam yang lain," tambah Zubairi.
Hanya saja, berbagai pokok permasalahan kesehatan tersebut tidak hanya bergantung pada Menkes yang baru dilantik.
Berbagai pihak, lanjutnya, juga memiliki peran masing-masing untuk ikut membantu memecahkan permasalahan tadi.
"Masalah ini pemecahannya tidak tergantung pada menkes, tetapi mulai dari presiden, menkes, satgas Covid-19 tentunya, IDI, media, masyarakat, dan pihak-pihak lain," kata Zubairi.
"Sehingga penting sekali kolaborasi itu dan menjadi kunci terpenting. Dan juga lupakan perbedaan politik karena ini masalah yang amat serius untuk bangsa," ujarnya.(RZ/WK )****
No comments:
Post a Comment