Semarang-Jawa Tengah.
Longsor di Jalan Pancusari I RT 07 RW 04 Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang, Semarang, yang nyaris menimpa satu rumah di bawahnya, hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemkot Semarang.
Warga setempat, Supangat umur 42 tahun mengatakan, longsor yang terjadi pada Selasa lalu ( 4/12 ) pukul 15.00 WIB itu mengakibatkan teras di 2 rumah turut ambrol akibat pondasi talud di bagian bawah yang terbuat dari batu bata merah tidak mampu menahan beban berat. Padahal, talud dengan ketinggian sekitar 10 meter itu baru selesai dibetonisasi senilai Rp 50 juta.
Menurut Supangat betonisasi sepanjang 31 meter dengan lebar 2,3 meter tersebut bru selesai pada hari Minggu ( 2/12 ) oleh pihak ketiga dibantu oleh warga. Baru berusia 2 hari, secara tiba-tiba longsor. Ini baru pertama kali alami. Diduga, pondasi bawah menjadi penyebab.
Warga rumahnya ikut ambrol itu mengatakan, jalan setapak berada di depan rumahnya baru saja dibetonisasi. Pada awal 2012, warga mengajukan bantuan pengaspalan melalui RT/ RW yang ditembuskan ke kelurahaan dan kecamatan. tepat pada Desember 2012, warga mendapat bantuan program betonisasi.
Sesuai pantuan dilokasi bencana, sebanyak 9 pria warga setempat secara swadaya melakukan langkah pengamanan dan penambalan sementara dengan batang bambu yang dipotong sekitar 2 meter. Pada aktivitas mereka, tidak ada satupun petugas dari instansi terkait yang hadir. Bahkan saat dihubungi, tidak ada satupun nomor telepon selular mereka yang aktif.
Bahkan, sebanyak 17 ayam dan ratusan lele milik Alferos Serumba ( pengontrak rumah Alm Anton Sukatno ) yang terkubur material di jalan sepanjang sekitar 25 meter itu dibiarkan begitu saja. Meski hanya dengan peralatan seadanya, warga berharap setidaknya dapat sementara antisipasi ancaman longsor susulan yang hingga kini masih dikhawatirkan.
Potongan bambu tersebut, oleh mereka ditancapkan ke tanah di atas longsoran yang dianggap cukup aman sebagai penguat sementara. Setelah itu ditempelkan dengan potongan gedek yang diikat dengan paku dn kawat tipis. Bongkahan-bongkohan cor beton setebal sekitar 10 sentimeter, bebatuan, dan tanah terpaksa dibiarkan, karena tidak memiliki alat berat untuk membersihkan.
Meski tidak menelan korban jiwa, warga lain, Sumirah umur 42 tahun menambahkan, longsor itu membuat warga sekitar waswas. Terlebih, rumah di samping lokasi longsor mulai retak-retak . Sumirah mengatakan, sejak awal menempati rumah di Pancursari, belum pernah ada pekerjaan penguatan talud yang dibangun sejak tahun 1984.
Kejadian tersebut kata Sumirah sudah dilaporkan ke pihak kelurahaan. Beberapa orang dari kelurahaan sudah datang, tetapi sekadar survei atau melihat tidak perbuat untuk menolong sebagai korban longsor. ( Andu ).
No comments:
Post a Comment