INDENPERS MEDIA ISTANA-------------------Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menginginkan agar sekolah tatap muka dapat dilaksanakan pada Juli mendatang. Ia menyebut beberapa alasan mengapa itu tetap bersikeras memperjuangkan hal ini.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi X, Senin (31/5/2021), Nadiem menyinggung soal kebijakan PPKM Mikro yang berlaku. Ia menyatakan pada saat PPKM Mikro diterapkan di sebuah wilayah, maka sekolah yang berada di wilayah itu akan tutup dan tidak menutup sekolah yang lain.
"Bila ada masyarakat yang khawatir mohon jangan dilupakan bahwa instrumen terpenting kita bila ada peningkatan kasus adalah PPKM Mikro. Jadi bila ada PPKM Mikro tentu sekolah juga tidak bisa buka," ujar pendiri Gojek ini.
Lebih lanjut, ia menyebut dibukanya kembali sekolah ini diperlukan sebab tempat umum lain sudah dibuka terlebih dahulu, seperti mal, bioskop dan kantor. Sedangkan sekolah menjadi pilihan terakhir yang dibuka.
Ia juga mengatakan pada dasarnya pilihan pembelajaran tatap muka sudah terbatas dimulai sejak Januari 2021. Namun, orang tua diberikan kebebasan untuk menentukan apakah anaknya diizinkan sekolah secara tatap muka atau online.
"Sekadar mengingatkan bahwa sejak bulan Januari semua sekolah dan daerah itu sudah diizinkan jika mereka siap laksanakan muka terbatas. Bahkan sebelum vaksinasi pun sudah diizinkan. Tetapi pada saat sudah selesai divaksinasi itu, kewajiban sekolah untuk opsi tatap muka," terangnya.
Untuk membantu masyarakat, Nadiem juga menyebutkan bahwa 28% tenaga pendidik di Indonesia sudah menerima suntikan vaksin Covid-19.
"Pada saat ini, ini angka yang saya cukup luar biasa. Bahwa walaupun situasi dunia, dengan masalah pasokan vaksin yang sering terhambat, dengan faktor-faktor dikontrol kita, kita masih berhasil vaksinasi 28% dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia dalam waktu yang cukup singkat dengan begitu banyaknya supply shock international dengan vaksin," lanjutnya.
Beberapa daerah yang sudah divaksin di antaranya DKI Jakarta yang mencapai 80%, Yogyakarta 75%, Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing 35%.(RZ/WK)****
No comments:
Post a Comment