FOTO ; Warga yang asik berswafoto di Kawasan Kota Lama Semarang yang terendam banjir.
INDENPERS MEDIA ISTANA, SEMARANG - Hari pertama penerapan Jateng di Rumah Saja di Kota Semarang terbilang sukses.
Pasalnya puluhan ruas jalan protokol di Kota Semarang sepi karena direndam banjir.
Begitu pun jalan pantura sebagai akses utama masuk kota Semarang sempat tertutup juga karena direndam banjir Semarang.
Akibatnya arus lalu lintas dari arah Kendal menuju Kota Semarang dialihkan ke Pintu Tol Mangkang.
Pengamatan Tribunjateng.com, di sepanjang jalan utama Kota Semarang arus lalu lintas tampak lengang.
Kondisi jalan di Kota Semarang hari pertama Jateng di Rumah Saja. Tampak dua minimarket di Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KITW) Semarang tutup imbas patuh dengan kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Sabtu (6/2/2021).
Ratusan minimarket di Semarang tutup.
Begitupula mal dan berbagai tempat usaha lainnya.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, hari pertama Jateng di Rumah Saja di Kota Semarang memang dibarengi dengan serangkaian kejadian bencana di Kota Semarang terutama di Semarang bagian bawah.
"Ya, tentu mengurangi aktivitas warga keluar rumah karena ada beberapa kejadian bencana banjir," terangnya selepas memantau kondisi warga korban banjir di Mangkang.
Sementara itu, warga Kota Semarang, Mashudi mengatakan, program Jateng di Rumah Saja di wilayahnya memang bertepatan dengan bencana banjir yang menyebabkan aktivitas warga lumpuh total.
"Ya, kami plesetkan saja, Jateng di Rumah saja dengan PSBB yaitu Pembatasan Semarang karena Banjir Besar bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Plesetan itu lebih tepat dengan kondisi sekarang," paparnya.
Di sisi lain, pemilik usaha karaoke di kawasan Karaoke di Argorejo atau SK Kalibanteng mengeluhkan program Jateng di Rumah Saja.
Pasalnya dari gerakan itu para pemilik usaha merugi.
"Biaya sewa tempat kontrakan tetap bayar tapi tak ada pemasukan selama dua hari," jelas pemilik usaha karaoke.
Dia menyebut, terpaksa merugi hingga Rp 3 juta selama dua hari.
Angka tersebut didapat dari biaya sewa wisma karaoke perhari Rp 500 ribu.
Dia mengaku, memiliki tiga wisma yang harus tetap dibayar meski ditutup karena sudah terlanjur kontrak. ( Mn/Rz/Wk)***
No comments:
Post a Comment