INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday, 20 February 2021

India Sukses Tekan Pandemi Covid-19 dengan Lockdown Mikro.

INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----Sukses India menekan laju penyebaran pandemi Covid-19 bukan karena lockdown total, melainkan lockdown berskala mikro. Suatu wilayah yang terdeteksi positif Covid-19, maka hanya di wilayah itu saja yang diberlakukan lockdown. Cara ini terbukti efektif. Penanganan Covid-19 menjadi lebih bagus dan ekonomi tidak mengalami tekanan. Sebelumnya, ekonomi India mengalami kontraksi ekonomi sangat dalam saat diterapkan lockdown nasional.

Belajar dari India, Indonesia kini menerapkan lockdown skala mikro yang disebut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. “Kalau yang terkena positif Covid-19 satu RT, RW, atau kelurahan, ya, di RT, RW, atau kelurahan itu saja yang lockdown,” ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi )

Ketika menerapkan lockdown nasional, ekonomi India pada kuartal I 2020 mengalami kontraksi 23,9%. Ketika dilakukan perubahan kebijakan menjadi lockdown skala mikro, ekonomi India hanya mengalami minus 7,5% pada kuartal II 2020. Pada kuartal ketiga, ekonomi India membaik ke minus 4,1%. Laju pertumbuhan ekonomi India minus 9,6% pada tahun 2020 dan diperkirakan pada tahun 2021 bertumbuh positif 7,3%.

Dengan penduduk 1,344 miliar, warga India yang tertular pandemi Covid-19 sebanyak 10,9 juta dengan angka positif baru 1.205. Kasus aktif tercatat 139.530, jumlah yang sembuh 10,6 juta, sedangkan yang meninggal 156.123 atau 1,4% dari kasus positif.

Sedangkan Indonesia dengan jumlah penduduk 271 juta, angka positif Covid-19 mencapai 1,2 juta dengan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 34.152 orang atau 2,7%. Jumlah kasus aktif di Indonesia saat ini mencapai 160.142.

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat positif 2,97% pada kuartal pertama 2020 mengalami kontraksi hingga 5,43% pada kuartal kedua akibat penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat. Ketika PSBB dilonggarkan, kontraksi ekonomi berkurang menjadi 3,54% pada kuartal ketiga dan minus 2,19% pada kuartal keempat. Selama 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 2,07%. Laju pertumbuhan ekonomi 2021 diprediksi mencapai 4,5%-5,5%. Namun, perkiraan ini sangat tergantung pada keberhasilan menekan penyebaran Covid-19.

Karena itu, vaksinasi Covid-19, pelaksanaan 3M dan 3T, serta penerapan PPKM mikro menjadi penentu. Selama angka Covid-19 masih terus meningkat, mobilitas masyarakat akan dibatasi, paling tidak melalui PPKM mikro. PPKM dalam skala luas bukan pilihan kebijakan.

“Kita tidak bisa menerapkan lockdown total. Ekonomi akan hancur kalau kita lakukan lockdown total. Indonesia ini negara besar dan yang bisa kita tiru adalah cara India, bukan Singapura,” kata Jokowi.(RZ/WK)***

No comments:

Post a Comment