Wednesday, 30 May 2012
BLEDUG KUWU LETUPAN YANG MENGGODA.
Puluhan hektar tanah tandus nan panas, membentang luas di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Di beberapa tempat di tanah luas, sekali-kali muncul letupan dari perut bumi. Letupan-letupan itu muncul silih berganti dengan disertai getaran gelombang seperti laut.
Namun disayangkan, pengelolaan kawasan wisata Bledhug Kuwu sangat kurang optimal. Misalnya saja gazebo ( tempat berteduh ) untuk menyaksikan fenomena alam Bledug Kuwu, kurang terawat sehingga banyak kerusakan. Dan banyak pengunjung tidak betah karena kepanasan. Belum ada rencana untuk memperbaiki gazebo karena belum dianggarkan. Untuk sekarang ini baru akan membangun pot-pot yang akan tanami dengan pohon. Karena Tanah Bledug Kuwu mengandung garam, sehingga tidak bisa ditanami, makanya dibuatkan pot-pot yang nantinya akan diisi dengan tanah dan air tawar.
Karena keunikannya Bledug Kuwu, banyak orang yang datang untuk melihatnya. Pemerintah setempat juga telah menetapkan Bledug Kuwu sebagai salah satu tempat wisata yang ada di kabupaten Grobogan. Obyek wisata Bledug Kuwu merupakan situs wisata yang berupa letupan lumpur yang berisi gas dari dalam perut bumi seperti gunung meletus. Dari letupan lumpur tersebut, juga keluar air yang rasanya asin seperti air laut. Air ini banyak dimanfaatkan warga sekitar untuk dijadikan garam.
Mayoritas pengunjung Bledug Kuwu berasal dari luar kota. Pengunjung paling ramai setiap hari Sabtu dan Minggu,tapi kadang hari itu juga sepi. Rata-rata pengunjung yang datang justru dari luar kota. Mereka setelah dari perjalanan, mampir ke sini untuk melihat keunikan yang terjadi. Untuk pengunjung lokal, justru tidak terlihat. Sebagian dari pengunjung luar kota penasaran dengan peristiwa alam Bledug Kuwu, yang menyemburkan lumpur seperti tragedi lumpur Lapindo Jawa Timur.
Menurut Kepala UPTD Disporabudpar Kecamatan Kradenan Sriyono mengatakan,obyek wisata yang memiliki luas tanah sekitar 45 hektar ini setiap harinya masih dikunjungi kurang lebih 70 pengunjung. Sedangkan untuk tiket masuk, setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 2.000,- per orang.
Dijelaskan pula oleh Sriyono dari obyek wisata Bledug Kuwu setiap bulannya hanya mampu menyetor ke kas Daerah sekitar Rp 4 juta. Padahal Pemkab Grobogan menargetkan pendapatan dari obyek wisata Bledug Kuwu sebesar Rp 57,5 juta. Sehingga, bila satu bulan hanya mampu menyetor Rp 4 juta, masih jauh dari target.
Menurut Sriyono sebenarnya sudah melakukan berbagai usaha untuk menarik minat pengunjung. Untuk pengunjung lokal, telah melakukan sosialisasi ke sekolah, perumahan, kantor-kantor. Bahkan, terkadang secara sengaja mengundang murid-murid sekolah untuk datang. Itu gratis. Di sini juga siapkan pentas seni dan budaya agar pengunjung datang. ( Andu Nicolaas ).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment