INDENPRES MEDIA ISTANA

Wednesday 2 May 2012

TABIR SEJARAH PASAR BULU SEMARANG.

Semarang-Jateng. Bangunan Pasar Bulu lama, yang kini tengah dirobohkan, meninggalkan kesan mendalam bagi sejumlah pedagang di pasar tersebut. Setidaknya, hal itulah yang kentara terlihat, saat sejumlah komunitas berkolaborasi menggelar pameran foto dan sketsa di lapak darurat pedagang Pasar Bulu, di Jalan HOS Cokroaminoto Semarang Selatan beberapa waktu lalu. Pameran foto tersebut diikuti oleh Komunitas Sketsa, Orart Oret, komunitas Foto, Pewarta Foto Indonesia (PFI), dan Semarang Female Photographer (Sefep), serta pencinta bangunan bersejarah, Kuno Kini Nanti. Aneka ragam komentar yang terlontar dari mulut-mulut pedagang, atas foto-foto yang terpasang di lapak dagangan yang menanggapi datar foto yang mereka lihat, dengan sedikit mengenang bangunan gambar yang mereka kenali. Namun, ada pula yang merasa sedih, teringat tempat lapak mereka di dalam pasar, yang kebetulan terabadikan dalam jepretan para pewarta foto dan para pegiat komunitas Semarang. Maksud dari pernyataan salah seorang pedagang, bahwa gambar yang ada dalam foto yang dipamerkan itulah adalah gambar bangunan Pasar Bulu yang sudah lama sekali. Meskipun sesungguhnya, bangunan lama Pasar Bulu dalam tahap perobohan, dan belum sepenuhnya hilang. Beberapa pedagang lain, bahkan ada yang sempat mengusap air mata, karena tak tahan dengan mengingat bangunan Pasar Bulu Semarang, yang selama berpuluh tahun mereka tempati. Mungkin saja, pedagang tersebut berpikiran, foto itu memuat gambar bangunan lama secara definitif. Atau, bisa jadi, dia menganggap skeptis terhadap pembongkaran bangunan pasar dengan nada sindiran. Hal itu wajar, mengingat selama kurang lebih satu bulan mereka menempati lapak sementara, penjualan mereka menurun drastis. Sementara itu, salah satu pegiat Kuno Kini nanti, Kriswandhono, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut,mengatakan, Pasar Bulu Semarang memang bukan Candi Borobudur. Pasar Bulu bukan karya besar yang perlu dilindungi keberadaan dan keaslian bentuknya. Namun, salah satu relief di candi itu, mengabdikan aktivitas masyarakat di dalam pasar. Menurut Kriswandhono mengatakan bahwa Candi Borobudur adalah orang-orang yang berjiwa besar. Mereka mengabdikan aktivitas pada sebuah pasar pada masanya.( Andu Nicolas ).

No comments:

Post a Comment