INDENPERS MEDIA ISTANA, SOLO------Sebuah foto menggambarkan bus Batik Solo Trans (BST) ugal-ugalan viral di media sosial. Unggahan foto di media sosial itu sampai dikomentari oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Foto tersebut salah satunya diunggah akun Instagram @visitsurakarta. Terlihat bus nekat mengambil lajur kanan hingga kendaraan dari arah berlawanan kesulitan melintas.
"Waduuuww sumpek dalane Ngarep SMK Sahid.Kiriman follower #visitsurakarta," tulis akun tersebut seperti dikutip detikcom sore ini.
Lewat akun @gibran_rakabuming, Gibran berkomentar akan menindak tegas sopir. Netizen lainnya juga meminta agar tidak ada lagi sopir bus yang ugal-ugalan.
"Mohon maaf. Akan kami tindak tegas," tulis Gibran di kolom komentar.
Seperti diketahui, BST saat ini sudah menggunakan sistem buy the service. Dengan sistem ini, operator tidak perlu lagi mengejar setoran, namun harus mengedepankan pelayanan.
Gibran memastikan sopir BST tersebut telah mendapatkan teguran. Sopir, menurutnya, juga sudah membuat pernyataan tertulis dan berjanji tidak mengulanginya.
"Sudah kita tegur, sudah minta maaf. Sudah ada pernyataan tertulis juga. Nanti kita evaluasi lagi semua," kata Gibran, baru- baru ini.
Gibran berterima kasih kepada masyarakat yang aktif melaporkan temuan-temuan lapangan. Dia mempersilakan warga melapor lewat WhatsApp (WA), medsos maupun situs Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS) Pemkot Solo.
"Saya terima kasih banyak. Kalau semakin sering dikirimi foto-foto, saya semakin seneng. Misalnya foto sopir BST ugal-ugalan, aspal rusak, drainase mampet, silakan," kata dia.
Sementara itu, Direktur PT Bengawan Solo Trans, Sri Sadadmojo, selaku operator bus BST, membenarkan sopir tersebut sudah mendapatkan teguran berupa surat peringatan (SP) 1. Sanksi bisa ditingkatkan jika sopir kembali melakukan kesalahan.
"SP 1 itu sudah termasuk sanksi, kalau diulangi sampai SP 3 ya kita keluarkan," ujar Sri.
Sri pun menyayangkan terjadinya peristiwa itu. Sebab, dengan sistem buy the service, sopir sudah digaji secara rutin tanpa harus mengejar setoran.
"Itu kan sopirnya nggak sabar antre. Padahal sudah digaji bulanan, nggak kejar setoran. Kalau dulu kejar setoran ya seperti itu masih maklum," tutupnya.( RZ/ WK )****
No comments:
Post a Comment