INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA--------"Memang sekarang di seluruh dunia rebutan vaksin itu makin keras. Alhamdulillah Indonesia itu sumber vaksinnya ada empat. Ada yang dari Tiongkok, dari London, dari Amerika, ada yang dari Jerman”. – Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan
Upaya pemerintah mengontrol pandemi Covid-19 sepertinya sudah mulai kelihatan hasilnya. Setidaknya di Jakarta, angka penambahan jumlah pasien positif virus ini sudah mulai berkurang. Namun, bukan berarti masalah dengan sendirinya berakhir.
Pasalnya, sekarang muncul persoalan terkait ketersediaan pasokan vaksin, terutama dari beberapa produsen tertentu yang tengah mengalami hambatan. Salah satu vaksin yang pasokannya agak bermasalah adalah yang dari AstraZeneca.
Hmm, vaksin ini bukannya yang lagi bermasalah di banyak negara ya? Di Australia aja sampai ada 1 orang yang meninggal dunia setelah divaksin dengan vaksin yang satu ini. Ngere-ngeri sedap cuy.
Nah, untungnya Indonesia saat ini tidak hanya tergantung pada satu produsen vaksin saja, melainkan memiliki kerja sama dengan beberapa perusahaan dan negara lain.
Konteks ini disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin yang mengungkapkan bahwa sejumlah negara saat ini masih saling berebut untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Menurut Menkes, Indonesia patut bersyukur karena ada empat negara yang memasok vaksin, sehingga kebutuhannya bisa terpenuhi.
Keempat negara yang memasok vaksin ke Indonesia itu adalah Tiongkok, lalu Inggris, Amerika Serikat, dan kemudian ada yang dari Jerman. Menkes Budi juga menyebutkan bahwa Tiongkok merupakan negara yang rutin mengirimkan vaksin ke Indonesia. Pengiriman vaksin dilakukan setiap dua minggu.
Emang nih Indonesia sama Tiongkok udah berasa kayak sahabat sehati yang nggak mau dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari kerja sama ekonomi, vaksin, dan yang lainnya. Semoga selalu menguntungkan deh hubungan dua negara ini. Hehehe.
Sebelumnya, seperti yang diberitakan beberapa hari lalu, produsen vaksin asal Tiongkok, Sinovac, kembali mengirim 6 juta dosis bahan baku vaksin ke Indonesia. Diharapkan dengan bahan baku vaksin yang sudah tiba, kebutuhan vaksin dapat terpenuhi di bulan Mei.
Konteks ketersediaan vaksin ini sempat bikin cenat cenut Menkes loh. Soalnya, doi sempat tuh menurunkan target vaksin jadi 200 ribu-300 ribu dosis, dari sebelumnya 500 ribu. Pusing nggak tuh kalau ada di posisi seperti itu. Apalagi, jelang musim liburan kayak gini udah pasti masalah vaksin ini jadi krusial banget.
Hmm, yang sabar ya Pak Menkes. Jadi menteri di kabinetnya Pak Jokowi itu nggak mudah. Harus siap-siap jadi pesakitan. Kayak Menkeu Sri Mulyani yang selalu bilang: “Saya pusing, saya sakit perut”, dan lain sebagainya gara-gara mikirin kebijakan atau pernyataan-pernyataannya Pak Jokowi. Uppps. Emang mikirin program yang cocok buat rakyat bisa mengganggu kesehatan juga loh ya. Hehehe. (S13)
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.( RZ/ WK )****
No comments:
Post a Comment