INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday, 20 April 2021

Jateng Susah Dapat Gas, BPH Migas Sebut Ini Biang Keroknya.

INDENPERS MEDIA ISTANA, SEMARANG-------Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mengeluhkan kesulitan mendapatkan gas, padahal sumber dan pasar gas di daerah pimpinan Ganjar Pranowo ini melimpah.

Namun sayangnya, Ganjar mengeluhkan tidak adanya infrastruktur atau pipa gas menjadi kendala suplai gas bumi di Jawa Tengah, sehingga pasokan gas yang ada tidak dapat diserap secara optimal.

Selain itu, menurut Ganjar, dengan diapitnya dua pipa transmisi gas, seharusnya Jawa Tengah bisa menyerap gas ini secara optimal. Dua pipa transmisi gas ini yaitu Pipa Transmisi Cirebon-Semarang dan Pipa Transmisi Gresik-Semarang.

Pipa Transmisi Gresik-Semarang telah dirampungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), sementara Pipa Transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) sudah 15 tahun mandek dan belum juga memiliki kemajuan sejak dilelang pada 2006 lalu.

Lalu, benarkah kendala akses gas ini akibat mangkraknya proyek Pipa Transmisi Cirebon-Semarang?

Menanggapi hal ini, Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengakui bahwa mangkraknya proyek Pipa Cisem menjadi salah satu penyebab kendala suplai gas di Jawa Tengah.

"Terhambatnya Cisem bisa menjadi salah satu penyebab hal tersebut," ungkapnya, baru- baru ini.

Meski demikian, menurutnya sejauh ini banyak pasokan Compressed Natural Gas (CNG) yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur yang memasok gas di Jawa Tengah.

"CNG merupakan bridging sebelum adanya gas pipa," ujarnya.

Namun demikian, Jugi mengakui bahwa penyaluran gas CNG memang lebih mahal daripada penyaluran gas melalui pipa. Tapi, imbuhnya, masih lebih murah dibandingkan solar.

"Gas dalam bentuk CNG memang relatif lebih mahal dari gas pipa, tetapi jauh lebih murah dari pada solar," tegasnya.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar mengatakan, pihaknya sudah memiliki infrastruktur pipa transmisi Gresik-Semarang (Gresem), serta alokasi pasokan gas yang dapat disalurkan untuk industri di Jawa Tengah.

"Penyaluran gas bumi bagi industri yang yang belum terjangkau jaringan pipa gas bumi dapat menggunakan moda CNG maupun LNG," jelas Syahrial.

Melalui infrastruktur yang terintegrasi, pihaknya optimis dapat mempercepat akses gas bumi yang andal di Jawa Tengah.

Di tengah kesusahan Jawa Tengah mendapatkan gas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut bahwa pasokan gas di Jawa Timur akan bertambah seiring mulai beroperasinya sejumlah proyek gas di wilayah tersebut pada akhir 2021.

Sementara itu, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S. Handoko mengatakan, pasokan gas yang meningkat tajam tersebut membutuhkan komitmen pasar.

Pasalnya, lonjakan pasokan gas tersebut akan berdampak pada kelebihan pasokan gas di Jawa Timur pada 2022 sampai 2025 sebanyak sekitar 200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

"Mengingat tambahan tersebut membuat pada tahun 2022-2025 kawasan tersebut akan kelebihan pasokan gas yang mencapai sekitar 200 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD)," ungkapnya.(RZ/WK)****

No comments:

Post a Comment