INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA-----“Yang bagus itu bukan marah-marah, tapi memberikan contoh yang baik dengan memberi keteladanan. Relawan juga sudah berjuang dengan keras membantu masyarakat yang terkena bencana”. - Ujang Komarudin, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR)
Semua orang pasti tahu ciri khas mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini. Iyess, marah-marah.
Ibaratnya, Bu Risma sama marah-marah itu seperti pasangan komedi Abdel dan Temon, atau Coki dan Muslim. Kalau satunya hilang, sering kali kurang lengkap dan kurang lucu. Bukan mau bilang Bu Risma lucu loh ya. Hehehe.
Tidak heran, aksi marah-marahnya Bu Risma ini sering kali mendatangkan kritik. Yang terbaru, aksi marah-marah Risma di NTT saat mengunjungi daerah yang terdampak bencana banjir menjadi sorotan utamanya.
Peristiwa ini adalah ketika Bu Risma memarahi relawan penanganan bencana di sana yang dianggap tidak bekerja cepat saat itu alias malas-malasan.
Makanya, beberapa pengamat meminta Risma untuk menyudahi gaya politik marah-marah yang sering ia lakukan di depan publik. Mereka menilai aksi marah-marah yang dilakukan oleh Risma tidak seharusnya diumbar ke hadapan publik.
Bu Risma diminta menjadi contoh yang baik bagi masyarakat tanpa perlu marah-marah. Apalagi, para relawan itu bekerja dengan sukarela dan tanpa bayaran. Sehingga, mestinya tidak perlu marah-marah seperti itu.
Hmm, iya juga sih. Justru dengan marah-marah, psikologis penanganan bencananya jadi makin terganggu. Masyarakat bukannya merasa bebannya makin plong dengan datangnya bantuan, eh malah dengerin orang marah-marah. Uppps.
Tapi, dengan marah-marah kayak gitu, Bu Risma jadi berasa menjadi bagian dari generasi ngegas nggak sih? Itu loh, yang kalau ngomong apa pun suka pakai urat. Hehehe.
Mereka-mereka ini yang biasa nulis status atau pesan di chat pakai huruf kapital semua. Jadi kalau dibaca, kelihatannya sedang marah-marah. Hehehe. Padahal yang disampaikan mungkin nggak ada indikasi untuk menjadi pesan yang keras atau tegas atau bahkan mengandung amarah.
Makanya, jadi curiga nih, jangan-jangan Bu Risma ini orang Saiya. Uppps. Hehehe. Bukannya gimana-gimana, orang Saiya kayak di cerita Dragon Ball kan emang terkenal bisa meningkatkan kekuatannya kalau sudah marah-marah.
Mereka bisa jadi manusia Saiya super. Whooosshh. Keren nggak tuh. Hehehe. Becanda loh ya, Bu risma.
Menarik untuk ditunggu kelanjutannya aksi marah-marah Bu Risma ini.( RZ/ WK )***
No comments:
Post a Comment