INDENPERS MEDIA ISTANA, BOYOLALI------Danramil 07/Selo Kodim 0724/Boyolali Kapten Inf Toni Hidayanto bersama anggota Koramil 07/Selo dan sejumlah anggota Polsek Selo, Anggota PMI, Relawan dan,Tim Siaga Desa ( TSD ) Trogolele kembali mengevakuasi sejumlah warga pada Dukuh Stabelan dan Dukuh Stakeran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. belum lama ini
Kegiatan evakuasi warga difokuskan pada warga yang rentan diantaranya: manula,ibu hamil,divasibilitas dan balitabalita untuk segera dikondisikan ke tempat yang aman.
Tim gabungan yang terdiri dari TNI - Polri, PMI,TSD,dan relawan saling bahu membahu mengevakuasi warga yang berjumlah 97 KK, yang terdampak akibat gunung merapi yang meletus terus meningkat.
Kegiatan ini berdasarkan informasi Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan di Yogyakarta.
"Hanik Humaidah dalam keterangannya menyampaikan,awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 8.45 WIB itu memiliki durasi 120 detik dengan amplitudo maksimum 45 mm.
"Teramati kolom erupsi setinggi 200 meter, arah luncuran ke Hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 600 meter," tuturnya.
Selama pengamatan terpantau awan panas guguran dengan periode pukul 06.00-12.00 Wib, BPPTKG mencatat tujuh kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 500 meter arah hulu Kali Krasak.
BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 45 mm dan durasi120 detik, 53 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-27 mm dan durasi 9-91 detik, tujuh kali gempa embusan dengan amplitudo 3-6 mm dan durasi 13-18 detik.
Berikutnya, 54 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-27 mm, dan durasi 5-11 detik, dan 18 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 38-75 mm, dan durasi 11-48 detik.
Berdasarkan hasil dari pengamatan visual, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Cuaca di sekitar gunung nampak cerah dan berawan dan,angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat dengan suhu udara 20-26 derajat Celsius, kelembaban udara 70-81 persen, dan tekanan udara 567-686 mm Hg.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat letusan Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Penambangan di alur sungai-sungai yang airnya berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikandihentikan dan tidak beraktifitas dulu.
BPPTKG menghimbau bagi para wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk pendakian ke Puncak Gunung Merapi.
Menurut Komandan Koramil 07/Selo Kapten Inf Toni Hidayanto, yang memantau jalannya evakuasi bahwa tujuan dilaksanakan evakuasi ini adalah untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa apabila sewaktu-waktu Gunung Merapi mengalami erupsi yang lebih besar.
”Kita semua berharap erupsi tidak terjadi namun seandainya terjadi kita semua sudah siap, masyarakat tidak perlu panik namun tetap waspada” tutur Danramil.( Adh/Rz/Wk )***
No comments:
Post a Comment