INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday, 4 January 2021

Bukan Jokowi, Airlangga Buka Perdagangan Saham BEI 2021.

Foto: Airlangga Hartanto. 

INDENPERS MEDIA ISTANA. Jakarta,-----Presiden Joko Widodo (Jokowi) semula dijadwalkan akan membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021, baru-baru ini.

Dalam agenda yang disiarkan BEI, Presiden dijadwalkan akan menyampaikan pidato dalam pembukaan perdagangan saham di awal tahun ini. Namun dalam update terbaru undangan yang disampaikan BEI, Presiden akan kembali diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagaimana seperti penutupan perdagangan.

Sebelumnya, Kepala Negara dijadwalkan menyampaikan pidato, setelah terlebih dulu Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso beserta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan laporannya.

Dalam pembukaan perdagangan ini juga akan diluncurkan penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi (securities crowdfunding).

Pada pembukaan perdagangan bursa tahun 2020, Presiden juga membuka perdagangan BEI. Salah satu pesan yang disampaikan Presiden dalam kesempatan tersebut perihal pentingnya perlindungan investor. Presiden juga menyampaikan agar aksi goreng-menggoreng saham tak lagi dilakukan di pasar modal Indonesia.

"Jangan sampai [harga saham] Rp 100 digoreng Rp 1000, digoreng-goreng jadi 4 ribu. Ini menyangkut kepercayaan yang dibangun. Kerugian gak boleh ada lagi. Berikan perlindungan. Transaksi keuangan ditindak tegas," kata Presiden.

Pada penutupan perdagangan bursa tahun 2020, Rabu (30/12/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,94% ke level 5.979,07 poin setelah ditransaksikan sebanyak 1,16 juta kali dengan nilai transaksi Rp 14,50 triliun.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih senilai Rp 76,07 miliar. Sedangkan, sejak awal tahun sampai dengan 30 Desember 2020, pelaku pasar asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 47,81 triliun.

Dalam pidato penutupan pasar, Airlangga Hartarto menyebutkan ada dua faktor yang bisa membawa IHSG bergerak lebih baik di tahun depan.

Pertama, dari sisi perekonomian ada UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker) alias Omnibus Law yang akan memberikan kemudahan berusaha bagi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia. UU ini diteken pada 5 Oktober 2020 dalam sidang paripurna DPR.

Kedua, dari sisi kesehatan, pengadaan vaksinasi gratis dan penerapan protokol kesehatan menjadi prioritas untuk meningkatkan kepercayaan publik dalam melakukan aktivitas sosial-ekonomi.

Dengan rencana pelaksanaan vaksinasi di tahun 2021 ini maka akan memberikan sentimen positif untuk perekonomian di tahun depan.

"Tentu dengan perencanaan vaksinasi di tahun 2021 diharapkan terjadi pencegahan Covid dan akan Meningkatkan mobilitas masyarakat dan mobilitas masyarakat ini tentunya akan mendorong kegiatan perekonomian," ujar mantan Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia ini, Rabu (30/12/2020).

Lanjutnya, dengan sentimen positif ini, bahkan JPMorgan juga memproyeksikan IHSG akan mencapai rekor tertinggi hingga 6.800 pada Desember 2021.

"Sejalan dengan perbaikan ekonomi, IHSG dan nilai tukar kita diperkirakan akan terus menguat di tahun 2021," tegasnya. (RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment