INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----------- Pemerintah memprediksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan turun secara signifikan, yaitu Rp 732,2 triliun atau 3,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sehingga, Indonesia berhasil mengurangi rencana penerbitan utang sebesar Rp 216 triliun. Sebab, jika tidak, makanya beban sangat besar akan ditanggung pemerintah di masa depan.
"Pembiayaan utang akan turun tajam, hanya Rp 757 triliun, 216 triliun lebih rendah dari Perpres, ini penurunan yang tajam 22%," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, baru- baru ini.
Sri Mulyani menyebut, hal ini menguntungkan Indonesia. Sebab di tengah ketatnya likuiditas global pasca negara maju seperti Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan, biaya yang ditanggung dari penarikan utang akan tinggi.
"Indonesia dalam posisi aman dan baik," imbuhnya.
Pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penerbitan dan pengelolaan utang, serta fleksibel dan oportunistik pada sisa akhir tahun 2022. Pemanfaatan SAL juga akan digunakan untuk mengurangi utang.( RZ/ WK )****
No comments:
Post a Comment