Hal ini ditegaskannya ketika berbicara di sidang Majelis Umum PBB di New York hari, baru - baru ini yang dihadiri puluhan diplomat dan Sekjen PBB Antonio Guterres.
“Tanggung jawab utama kita adalah menyelamatkan nyawa (warga Palestina),” ujar Retno. "Karena setiap menit yang kita lewatkan di sini untuk berbicara, pada saat yang sama berarti hilangnya nyawa rakyat Palestina.”
Retno secara terang-terangan menyebut Israel sebagai “negara penjajah” dan menggarisbawahi bahwa “konflik yang terjadi bersifat asimetris, antara Israel – negara penjajah dan penindas – dengan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas. Penjajahan adalah inti masalahnya.”
Ditambahkannya, “Kita harus menghentikan upaya sistematis negara penjajah yang bisa saja tidak menyisakan apapun untuk dirundingkan. Kita tidak dapat membiarkan bangsa Palestina kehilangan pilihannya dan menerima ketidakadilan sepanjang hidupnya.”
Utusan Israel: Hamas Menarget Warga Sipil, Israel Menarget Teroris
Berbicara di forum yang sama, Utusan Tetap Israel Untuk PBB Giland Erdan menyindir PBB karena berupaya “menekan Israel dan memberi organisasi teroris sebuah peluang.” “Apakah ini tujuan pembentukan PBB? Apakah ini prioritas PBB sekarang? Perdebatan di Majelis Umum ini selalu diwarnai dengan penipuan dan kebohongan.”
Erdan berupaya memaparkan krisis yang terjadi saat ini dengan mengatakan “Hamas menarget warga sipil. Israel menarget teroris. Israel melakukan setiap upaya untuk mencegah jatuhnya korban sipil. Hamas melakukan setiap upaya untuk meningkatkan korban sipil, warga Israel dan Palestina. Israel menggunakan rudal-rudalnya untuk melindungi anak-anaknya. Hamas menggunakan anak-anaknya untuk melindungi rudal mereka.”
Erdan juga menuding Hamas telah dengan sengaja mencelakakan warganya sendiri karena “setiap 100 roket yang ditembakkan Hamas ke arah Israel, sekitar 25 roket jatuh di Gaza, menimbulkan kematian dan kehancuran bagi warganya sendiri.” Sementara menurutnya serangan Israel sangat terukur.
Dalam perkembangan lainnya, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. Dalam surat tertanggal 18 Mei itu, Haniyeh memaparkan hal-hal yang memicu Hamas menembakkan rudal ke Israel, antara lain karena pengusiran 28 keluarga Palestina di permukiman Sheikh Jarrah, penutupan salah satu gerbang utama menuju ke Masjid Al Aqsa, dan serangan brutal terhadap jemaah masjid pada bulan suci Ramadan.
Haniyeh meminta Presiden Joko Widodo untuk “memobilisir dukungan negara-negara Arab, Islam dan internasional untuk mendukung, serta mengambil sikap yang jelas dan tegas untuk segera mengakhiri agresi dan teror Israel terhadap Jalur Gaza yang sudah terkepung, mengakhiri semua pelanggaran di Yerusalem, dan menjauhkan Israel dari Masjid Al Aqsa dan mengijinkan warga dapat beribadah dengan bebas".(RZ/WK)****
No comments:
Post a Comment