INDENPERS MEDIA ISTANA, SEMARANG-------Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo disebut tidak disukai oleh pengurus-pengurus dewan pimpinan cabang (DPC) PDIP se-Jateng. Hal tersebut disebut bisa dilihat dari hasil Pilgub 2018. Seperti apa hasilnya.
Untuk diketahui, pada Pilgub Jateng 2013, Ganjar ditunjuk sebagai calon Gubenur Jateng dari PDIP. Ganjar saat itu dicalonkan bersama Heru Sudjatmoko.
Sekjen DPP PDIP ketika itu, Tjahjo Kumolo, mengatakan dipilihnya pasangan Ganjar dan Heru karena dianggap konsisten dan tidak mencla-mencle.
"Kita ingin figur yang benar-benar konsisten dan tidak mencla-mencle, pemimpin daerah yang bisa digugu dan ditiru," kata Tjahjo.
Selain itu, menurutnya, pasangan tersebut merupakan putra Jateng yang pantas memimpin Jateng. "Putra asli daerah Jateng, keduanya bukan yang terbaik, namun dianggap baik untuk maju," katanya
Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko pun menang pada Pilgub Jateng 2013. Mereka dinyatakan KPU Jawa Tengah sebagai kontestan Pilgub Jateng dengan perolehan suara paling tinggi. Hasil rekapitulasi penghitungan suara menunjukkan pasangan yang dijagokan PDIP itu meraih 48% suara dukungan.
Berdasarkan hasil rekapitulasi, ada 14.259.945 suara sah, yang sebanyak 48,82% di antaranya untuk Ganjar-Heru. Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo menyusul dengan perolehan 30,2% suara. Sedangkan pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono memperoleh 20,92% suara dukungan.
"Pasangan nomor urut 3, Ganjar-Heru, memperoleh sebanyak 6.962.417 suara," kata Ketua KPU Jateng, Fajar Subhi AKA dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perhitungaan Suara Tingkat Provinsi Pilgub Jateng 2013 di gedung KPU Jateng, Jl Veteran Semarang.
Hampir di seluruh wilayah Jawa Tengah pasangan Ganjar-Heru memperoleh suara terbanyak. Paling tinggi suara Ganjar-Heru berada pada Surakarta, Purbalingga, Boyolali, Purworejo, dan Brebes. Pasangan tersebut hanya kalah di empat wilayah, yaitu Demak, Kendal, Cilacap, dan Batang.
Pilgub Jateng 2018
Ganjar kembali memperoleh kemenangan pada Pilgub Jateng 2018. Saat itu, Ganjar berpasangan dengan Taj Yasin, yang merupakan putra KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.
Pada Pilgub 2018, Ganjar-Yasin unggul dalam pilgub Jateng dengan 10.362.694 suara atau 58,78 persen, sedangkan pasangan Sudirman-Ida yang merupakan pesaingnya mendapatkan 7.267.993 suara atau 41,22 persen.
Angka ini disebut tidak bagus bagi seorang petahana seperti Ganjar. Hasil ini disebut-sebut sebagai bukti Ganjar tak disukai pengurus DPC PDIP se-Jateng.
Isu Ganjar tak disukai pengurus DPD Jateng dan DPC se-Jateng disebut telah beredar lama.
"Memang, soal pengurus DPD Jateng dan DPC se-Jateng tidak suka sama Ganjar ini memang sudah lama. Bahkan sejak Ganjar menjadi gubernur periode pertama," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam kepada wartawan, Minggu (30/5/2021).
Umam menyebut kemenangan Ganjar Pranowo dalam Pilgub Jateng 2018 bisa diraih berkat dukungan putra KH Maimun Zubair atau Mbah Moen, Gus Yasin. Sebagai seorang inkumben, Umam menilai perolehan suara 58 persen tidaklah layak.
"Maka sebenarnya kemenangan Ganjar di Pilgub 2018 juga banyak di-support oleh suara Gus Yasin (santri-santri Mbah Maemun Zubair, Rembang). Hal itu bisa kita lihat dari hasil perolehan suara Ganjar dalam Pilgub 2018 sebanyak 58 persen, sedangkan sang penantang Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh 41 persen. Bagi seorang inkumben yang didukung PDIP di Jawa Tengah. ( RZ/WK)*****
No comments:
Post a Comment