INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----------- Perajin tahu dan tempe memberi sinyal bakal menaikkan harga lagi dalam beberapa waktu ke depan. Penyebabnya bukan hanya karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tapi ikut dipicu pelemahan rupiah atas dolar AS yang menyebabkan harga kedelai impor ikut merangkak naik.
Padahal, Indonesia masih bergantung pasokan impor kedelai setidaknya sampai 90%.
"Suka atau tidak suka, mau tidak mau, kami minta pengertiannya harga tahu tempe naik 15-20% tolong bisa dimengerti. Bukan cari untung tapi untuk bertahan hidup. Di samping BBM naik, kurs dolar juga naik," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin, Kamis (13/10/2022).
Saat ini, harga tahu yang semula di berkisar Rp6.000 per 10 potong, dilaporkan naik Rp1.000 menjadi Rp 7.000 per 10 potong. Harga tempe pun sama. Meski, ada juga perajin yang memilih mengecilkan ukuran.
"Kalau mau naikkan harga diomelin pedagang pasar, makanya diperkecil sedikit dibuat tipis, jadi berkurang beratnya. Atau suka nggak suka dinaikkan harganya atau produksi dikurangi," kata Aip.
Terbukti, imbuh dia, impor kedelai tahun lalu mencapai 2,6 juta ton sementara kedelai lokal ada sekitar 300 ribu ton lebih, tapi sekarang impor menurun karena banyak yang mengurangi produksi.
Baca: Alert! Harga Kedelai Diramal Bisa 'Menggila' ke Rp15.000/ Kg
"Karena harga kedelai juga mahal. Sekarang tembus Rp 13.000/kg, padahal normalnya di tahun lalu cuma Rp 8.000/kg. Tinggi banget naiknya," pungkas Aip.
Sementara itu, panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga kedelai impor hari ini, Kamis (13/10/2022) naik jadi Rp14.020 per kg biji kering. Dibandingkan posisi 6 Oktober 2022 yang tercatat di Rp13.970 per kg.(RZ/WK)****
No comments:
Post a Comment