INDENPRES MEDIA ISTANA

Wednesday, 24 August 2022

Momen ' Amukan ' Jokowi : Sebut Bodoh Hingga Larang Tepuk Tangan.



INDENPERS MEDIA  ISTANA, JAKARTA,--------- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meluapkan kejengkelannya karena hasil dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kerap digunakan untuk membeli barang-barang-barang impor.

Kejengkelan Jokowi terungkap saat memberikan pengarahan dalam peringatan HUT RI ke 77 yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (24/8/2022).

"Sangat lucu sekali APBN yang kita collect dari pajak, PNBP, royalti kemudian keluar sebagai belanja pemerintah yang dibeli barang impor. Waduh, bodoh banget kita ini kalau kita terus-terus seperti itu," tegas Jokowi.

Jokowi meminta semua baik APBN dan APBD agar dibelanjakan untuk produk-produk dalam negeri. "Sekarang sudah saya suruh tanda tangan semua daerah, komitmen bisa beli berapa triliun, berapa miliar," sambungnya.

Kemarahan Jokowi kemarin adalah satu dari sederet luapan kejengkelan yang sudah pernah diungkapkan kepala negara sebelumnya. Berdasarkan catatan, ini merupakan kali ketiga Jokowi mengucap kata 'bodoh' dalam menyikapi kinerja pemerintahan.

1. Sebut Bodoh Hingga Larang Tepuk Tangan

Pada 25 Maret 2022 lalu, Jokowi sempat mengutarakan kekesalannya saat memberikan pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, hingga direksi perusahaan pelat merah dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia.

Dalam acara yang digelar di Bali itu, Jokowi sampai-sampai mengeluarkan unek-uneknya dengan menyebut kata bodoh, hingga melarang peserta yang hadir bertepuk tangan di kala dirinya berbicara.

Mulanya, Jokowi merasa sedih karena mengetahui belanja pengadaan barang dan jasa kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan BUMN mayoritasnya adalah barang-barang impor.

Padahal, alokasi anggaran yang dimiliki pemerintah pusat, daerah dan BUMN tergolong besar. Pemerintah pusat memiliki anggaran barang dan jasa sebesar Rp 526 triliun, pemerintah daerah Rp 535 triliun, dan BUMN sebesar Rp 420 triliun.

Namun, Jokowi baru mengetahui realisasi belanja barang dan jasa dari dalam negeri atau pembelian barang Indonesia baru mencapai Rp 214 triliun per hari ini, atau setara Rp 14% dari total anggaran sebesar Rp 1.481 triliun.

"Ini kalau kita gunakan, enggak usah muluk-muluk dibelokkan 40% saja, 40% itu bisa men-trigger growth ekonomi kita yang pemerintah dan pemerintah daerah bisa 1,71%, BUMN 0,4%," kata Jokowi.

Jokowi menyebut, seharusnya kementerian dan BUMN tak perlu repot mencari investor atau sumber pendanaan untuk mendongkrak ekonomi. Menurutnya, perekonomian akan tumbuh jika anggaran pengadaan barang dan jasa dirasakan pelaku UMKM.

"Kok gak kita lakukan? Bodoh sekali kita tidak melakukan ini. Malah beli barang impor mau kita terus-terusan? Ndak. Ndak bisa," tegasnya.( RZ/ WK /****

Jokowi menekankan pembelian barang impor hanya menguntungkan produsen luar negeri. Artinya, dana yang seharusnya bisa menggerakkan perekonomian dalam negeri, justru dinikmati oleh asing.

"Kalau ini tidak dilakukan sekali lagi, bodoh banget kita ini," tegasnya.

Pernyataan Jokowi tersebut langsung disambut riuh tepuk tangan dari p

No comments:

Post a Comment