Thursday, 3 October 2013
Bisakah Polri Mengungkap Pelaku Penembakan Misterius
Kerap muncul penembakn metrius yang mengincar anggota polisi, membuat korps kepolisian disejumlah tempat merasa teroma.Peristiwa penembakan yang menewaskan anggota porvost sat pol air baharkam polri, Berika sukardi di depan gedung KPK Jakarta beberapa waktu lalu, adalah insiden yang kesekian kalinya.Pasalnya,hingga kini penembakan terhadap polisi itu belum diketahui latar belakangnya.Bahkan kepolisian dinilai terjebak dalam opini terorisme yang di buatnya sendiri.
Jika kasus penembakan tersebut tidak terungkap oleh polisi, maka di khawatirkan kasus penembakan akan terus terjadi di mana-mana.
Hal itu diungkapkan oleh KETUA PRESIDIUM IPW,Neta S.Pane.dijelaskan pula oleh Meta s.Pane terperangkappada opininya sendiri hingga kesulitan mengungkap kasus-kasus penembakan terhadap personilnya.
Diingatkan oleh Meta S.Pane pori jangan terpaku pada opini bahwa pelaku penembakan terhadap Bripka Sukardi oleh orang tak dikenal di kenal didepan gedung KPK Jalan Rasona Said,Jakarta merupakan tindak terorisme
IPW (Indonesian Police Watca)menduka penembakan tersebut adalah kaitanya dengan maraknya aksi pemberantasan preman belakangan ini.Sepertinya ada aksi balas dendam dari pelaku kriminal jalanan terhadap polisi.
Lebih ironisnya lagi kasus penembakan terhadap polisi itu tidak kunjung terungkap. Sementara penembakan, pengeroyokan,dan penusukan terhadap polisi masih saja terjadi.
Menurut Neta jika polisi tidak segera di ungkap dan kemudian terbiarkan bukan mustakhil aksi teror penembakan mistirius ini akan makin melebar dan muncul di berbagai pihak.Jika tren penembakan mistirius ini yang melebar bukan mustakhil sasaranya pun kian melebar pula
Tidak hanya polisi jajaran bawah yang jadi sasaran.Bukan mustakhil para pelaku penembak mistirius meningkatkan sasaranya untuk uji nyali, di antaranya penembak pewira/ pejabat polri/bahkan menjadi para politisi/ pejabat pemerintah dan pejabat negara sebagai sasaran / korban.
Di dalam kasus penembakan di depan KPK iti, polisi perlu mencermati adanya persaingan dalam bisnis jasa pengamanan dan pengawalan antara oknum aparap maupun yang melibatkan preman.
IPW mengkhawatirkan dengan seringnya penembakan itu, akan membuat masyarakat menjadi sangat takut dan khawatir. Pasalnya, bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat,jika melindungi diri sendiri tidak bisa
Sementara itu Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno menegaskan anggotanya minimal berjumlah dua orang serta di lengkapi senjata api ketika melakukan penjagaan atau pengamanan. Kebijakan itu menyusul aksi penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi beberapa waktu lalu di jakarta
Bahkan,lanjut Kapolda Jateng, Seluruh senjata api yang masih berada di gudang tak boleh tersisa, semua harus di gunakan anggota saat berjaga.
Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno, juga mengintruksikan mulai adanya pendataan dan rahasia senja api di Jateng. Rahasia sudah terus di lakukan dan saat ini dirinya menunggu laporan dari jajaran. Kemudian juga melaksanakan patroli dalam sekala besar di daerah tertentu
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie mengatakan polri sudah mengambil langkah cepat untuk menangkap pelaku. Polisi tidak pernah gentar walaupun serangan dilakukan terhadap anggota Polri menyebabkan meninggal dunia. Polri melaksanakan tugas sebagai bagian dari ibadah.Polri berjanji akan segera mengungkap kasus tersebut. Berharap masyarakat jangan takut, polisi tetap bekerja apapun yang harus alami. Ini tugas kepolisian.,(andu).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment