INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday, 22 October 2013

Penembak Soleh Diduga Oknum Aparat.

Semarang. Hingga saat ini penembakan tersebut masih menyimpan tanda tanya besar. Pihak Polrestabes Semarang maupun Polda Jawa Tengah belum berhasil mengungkap insiden penembakan yang menyebabkan Soleh hingga tewas. Namun ditengarai penembakan tersebut melibatkan oknum aparat. Kuasa hukum korban Budi Sekoriyanto menyatakan, pihaknya menduga kuat bahwa penembakan tersebut melibatkan aparat. Hal itu terungkap berdasarkan ciri-ciri pelaku yang diketahui menggunakan sepatu PDL dan barang bukti peluru kaliber 38 mm. Jenis pistol yang digunakan revolver. Senpi itu milik aparat. Dugaan terkait keterlibatan aparat didukung kejadian sebelumnya. Korban sempat terlibat pertikaian dengan oknum aparat. Direktorat Polisi Air Polda Jawa Tengah yakni pada tanggal 4 Oktober 2012. Selain itu pada tanggal 29 Oktober 2012 sempat berseteru dengan petugas TNI AL. Ada dugaan para aparat tersebut menjadi beking kelompok yang hendak menguasai wilayah proyek rel ganda di kawasan tersebut. Menurut Budi bahwa perseteruan dengan salah satu anggota TNI AL sebelumnya dipicu soal permintaan bagian uang keamanan proyek rel ganda. Terlebih, pelaku yang mengenakan helm tertutup, berjaket hitam dan membawa tas ransel di punggung, usai melepaskan tembakan tidak gugup ataupun panik. Artinya, pelaku adalah orang yang profesional. Pelaku berhasil membunuh korban, lalu pergi dengan jalan kaki dengan tenang. Pelaku beraksi secara dingin seperti gangster di film-film. Selain itu, sempat mendapat sejumlah ancaman dari orang misterius. Ditengarai ancaman itu buntut kasus pencurian di kawasan proyek rel ganda yang dilaporkan ke Polsek Semarang Utara. Polisi berhasil menangkap dua pelaku pencurian. Terungkap, keduanya mengaku disuruh salah seorang bernama DN. Budi juga menyatakan bahwa DN sendiri sampai saat ini belum ditangkap. Budi maupun keluarga korban mengarapkan Polisi segera mengungkap kasus penembakan misterius di Semarang. Hal tersebut didasarkan sejumlah fakta sebelum dan saat peristiwa penembakan itu. Menurut Budi saat terjadi penembakan korban dalam posisi menelepon dirinya untuk meminta perlindungan, kemudian terdengar letusan senjata api. Dalam telepon itu, kata Budi, korban sempat berteriak dengan suara yang intinya minta ampun. Korban yang menyatakan Pak hanya jika berurusan dengan Polisi. Dan saat itu Soleh berteriak Pak yang sangat jelas. Gito dari PT. Yasa Pola, perusahaan yang memperkerjakan Soleh sebagai penjaga proyek mengaku sering terjadi pencurian di lokasi proyek. Sejak itu pula, kata Gito, sering terjadi gesekan. Selama ini banyak gesekan atas kasus pencurian. Lita Herminsyah, (33) istri korban menambahkan sekitar dua minggu sebelum penembakan keluarganya sering diteror. Didatangi sekelompok pria mencari suami. Mereka selalu mencari gara-gara. Terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Dji Hartono, menyatakan kepolisian masih terus mengejar pelaku penembakan Soleh. Berbagai bukti sudah dikumpulkan, termasuk meminta keterangan saksi dan keluarga korban. Semua temuan jadi acuan untuk mengungkapkan kasus penembakan, tim masih bekerja di lapangan. Semua kemungkinan yang mengarahkan kepada pelaku akan didalami. Polisi juga akan mendalami seluruh konflik yang melibatkan Soleh sebelum kejadian. Termasuk aksi pencurian bantalan rel ganda yang berujung pada pelaporan 3 orang ke Polsek Semarang Utara. Sementara itu, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Profesor Hanibah Abdurraman, meminta pihak Kepolisian lebih intensif dalam melakukan identifikasi senjata api. Kasus tersebut harus diungkap karena pelakunya secara bebas memakai senjata api. (Andu)

No comments:

Post a Comment