INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday, 13 October 2013

Ponsel Milik Soleh Raib, Ketika Ditembak Sedang Menelepon.

Semarang, Beberapa jam sebelum tewas ditembak Soleh (35) didatangi sekelompok orang memintanya mencabut laporan kepolisian. Kejadian ini menguatkan dugaan bahwa pembunuhannya berlatar belakang rebutan lahan keamanan proyek pembangunan rel ganda. Soleh ditembak di depan rumahnya di gang Garuda, Kebonharjo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Timur pada hari Kamis lalu (10/10) pukul 14.30 wib. Sehari-hari Soleh bekerja sebagai penjaga proyek rel ganda. Sementara kepala unit Reskrim Polesek Semarang Utara AKP. Agus Budi Yuwono, membenarkan bahwa Soleh memang melaporkan sejumlah kasus di tempat kerjanya ke Mapolsek Semarang Utara. Masalah yang dilaporkan adalah kasus pencurian bantalan rel dan penganiayaan. Menurut Agus, keganjilan kasus penembakan ini terlihat pada raibnya ponsel milik Soleh. Pada saat penembakan, Soleh sedang menelepon pengacaranya untuk berkonsultasi mengenai sebuah perkara hukum. Sampai saat ini ponsel milik Soleh belum ditemukan. Pelaku yang masih saat ini misterius itu diketahui hanya satu orang. Bak pembunuh profesional, pelaku berjalan santai setelah menembak Soleh. Polisi memastikan senjata api yang digunakan menembak Soleh adalah jenis revolver Colt 38. Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Dwi Priyatno. Penyelidikan, masih dilakukan. Terkait hasil identifikasi senpi jenis revolver. Kapolda Jateng menyebut diketahui dari temuan proyektil peluru. Intinya revolver, jenis senpi yang selongsongnya itu tidak keluar (saat ditembakkan). Sehingga tidak ada selongsong yang tertinggal. Disinggung mengenai, motif pembunuhan yang diduga terkait kasus pencurian besi rel di lokasi kerja Soleh. Kapolda Jateng Irjen Pol. tidak menjawab. Kapolda menyampaikan pihaknya tengah melacak petunjuk mengenai kepemilikan senjata api yang dipakai oleh si pelaku. Pihaknya mengaku masih mengumpulkan alat bukti guna menangkap pelaku dan mengungkap kasus tersebut. Penyelidikan, sejauh ini masih dilakukan pemeriksaan saksi. Kepala Tim Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang, Kombes Pol. Slamet Iswanto, mengatakan petugas mengamankan pecahan proyektil yang tertinggal di tembok Soleh. Jarak antara pelaku dan Soleh diperkirakan sekitar dua setengah meter. Proyektil yang berada di tembok diduga berasal dari tembakan pertama yang meleset. Satu proyektil lagi berada di tubuh Soleh. Sementara itu, ayah mertua Soleh, Supadi umur 54 tahun, menduga peristiwa tersebut berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh Soleh saat bekerja. Sekitar dua minggu lalu, kata Supadi, Soleh memergoki pencuri bantalan rel di tempat bekerja. Ketika itu, sempat terjadi perkelahian antara Soleh dengan Si pencuri. Pencurian tersebut sudah dilaporkan ke Polisi. Aksi teror yang paling sering dirasakan oleh orang tidak dikenal sering mondar mandir seperti mengamati kondisi rumah. Pelaku kadang berhenti beberapa detik untuk melihat-lihat bagian luar rumah kemudian pergi. Rabu lalu 9 Oktober siang, salah satu penghuni rumah sempat melihat seorang pria mengendarai sepeda motor mondar mandir hingga 4 kali di depan rumahnya. Sejak peristiwa tersebut, keluarganya merasa tidak tenang karena merasa diteror oleh orang-orang tak dikenal. Bisakah Polisi membuka tabir penembakan di Kebonharjo, Semarang Utara dengan memakan korban Soleh. Dengan adanya kejadian tersebut suatu tantangan bagi Polisi untuk mengungkapkan sedetil-detilnya kasus penembakan yang dilakukan oleh pria misterius. Mari kita tunggu perkembangan lebih lanjut. (Andu)

No comments:

Post a Comment