Thursday, 31 October 2013
Bisakah Polri Memberantas Kejahatan di Kota Semarang Yamg Sudah Mencekam.
Semarang.
Berbagai tindak kejahatnn merebak di kpta Semarang belakangan ini, dari aksi penembakan dan perampokan hingga penjambretan. DI wilayah -wilayah yang padat penduduk dan menjadi pusat perdagangan, seperti di Perumnas Tlogosari Semarang aksi kejahatan juga cenderung meningkat.
Menurut pengamat hukum Budi Sekoriyanto SE,SH bahwa kejahatan jalanan atau street crime masuk kedalam tipe kejahatan konversional. Kejahatan ini tergolong kejahatan yang terbilang biasa, namun imbasnya sangat terasa bagi masyarakat. Apalagi kalau sudah menimbulkan korban jiwa seperti yang dialami oleh Rita Mardiati umur 34 tahun warga Candisari Persil, Kelurahaan Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang lantaran terjatuh dari moyor setelah dua orang kawanan jambret merampas tas miliknya di Jalan dr Wahidin. pada hari Minggu Lalu (27/10 ). Rita Mardiati yang berbocengan dengan anaknya bernama Gita Nur Aulia Putri berumur 10 tahun, sekitar 03.30 pagi hari. Tas cangklong milik Rita direbut oleh penjambret. Terjadi tarik menarik tas sebelumnya si penjambret menendang motor Rita yang membuat Rita dan anaknya jatuh terpelanting. Rita akhirnya meninggal dunia ditempat kejadian.
Budi menyatakan pada dasarnya, kebanyakan pelaku street crime tidak ingin melukai atau bahkan menghilangkan nyawa korban. Ini karena pelaku fokus pada barang incaran saja. Namun terkadang proses berlangsungnya kejahatan sering terjadi hal-hal yang tidak disengaja, seperti yang dialami oleh Rita.
Kalau beraksi dan ternyata korban melawan, disitulah biasanya ada tindakan yang lepas kendali, seperti melukai atau bahkan membunuh korban. Menyikapi kasus kemstisn Rita akibat terjatuh dari motor setelah dua orang merampas tas miliknya, polisi harus lebih mengintensifkan patroli di kota Semarang agar mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan.
Budi juga mengatakan, harus memberikan tegas juga bisa untuk efek jera bagi pelaku lainnya. Dengan contoh menembak kaki atau melumpuhkan pelaku yamg ingon melarikan diri.
Patroli yang dilakkan oleh pihak Kepolisian hingga saat ini belum efektif sehingga masih memberikan ruang bagi pelaku kejahatan untuk beraksi di jalan. Harus ditingkatkan lagi.
Sementara itu juga Rohmadi SE SH juga pengamat hukum mengatakan, menurut catatan Reskrim Polrestabes Semarang kasus perempasan yang menimpa ibu rumah tangga sudah terjadi dua kali. Sebelumnya, Natisa Listiyani Nasiroh berumur 24 tahun Mahasiswa Sastra Inggris Undip Semarang yang sedang hamil, menjadi korban penjambretan di Jalan Sultan Agung, di depan SMA Don Bosco Semarang, pada dini hari 6 Juni 2012. Dua peristiwa ini bermodus sama, mengincar ibu rumah tangga yang mengendarai sepeda motor pada dini hari yang jalan sepi.
Berbagai kasus kejahatan beruntun patut kita soroti. Penembakan tiba-tiba atas Soleh, penjaga proyek rel ganda, masih hangat dalam ingatan kolektif warga. Kini penjambretan atas ibu rumah tangga terulang kembali. Warga Kota Semarang layak mencemaskan situasi yang setiap saat mengintai mereka. Penjambretan atas ibu-ibu rumah tangga dapat menghantui kaum perempuan di kota Semarang.
Rohmadi, juga mengatakan, Kepolisian mestinya bergerak cepat dalam hal ini. Jangan kesannya begitu lamban untuk menanganinya. Jangan sampai publik memberikan stigma negatif. Mestinya Polri bergerak cepat menangani kasus tersebut. Yaitu, dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengusut dan mencegah kriminalitas yang terjadi. Jangan sampai kesannya, Polri bergerak lamban dalam hal ini. Sungguh berbahaya. Karena bakal menimbulkan kesan bahwa Polisi sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa lagi saat ini.
Sutarman sebelumnya, menjabarkan fokus utamanya sebagai Kapolri yang baru, yakni meningkatksn pelayanan masyarakat dan membersihkan premanisme serta perjudian/
Kepolisian juga mengusut setiap aksi kejahatan sampai tuntas dan menangkap pelakunya. Jangan biarkan Kota Semarang menjadi Kota Hantu. Dalam pengamatan di lapangan bahwa pada rawan kejahatan tidak tampak mobil patroli Polisi yang lewat di jalan rawan Kejahatan di Kota Semarang. ( Andu ).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment