INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday, 31 October 2013

Bisakah Polri Memberantas Kejahatan di Kota Semarang Yamg Sudah Mencekam.

Semarang. Berbagai tindak kejahatnn merebak di kpta Semarang belakangan ini, dari aksi penembakan dan perampokan hingga penjambretan. DI wilayah -wilayah yang padat penduduk dan menjadi pusat perdagangan, seperti di Perumnas Tlogosari Semarang aksi kejahatan juga cenderung meningkat. Menurut pengamat hukum Budi Sekoriyanto SE,SH bahwa kejahatan jalanan atau street crime masuk kedalam tipe kejahatan konversional. Kejahatan ini tergolong kejahatan yang terbilang biasa, namun imbasnya sangat terasa bagi masyarakat. Apalagi kalau sudah menimbulkan korban jiwa seperti yang dialami oleh Rita Mardiati umur 34 tahun warga Candisari Persil, Kelurahaan Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang lantaran terjatuh dari moyor setelah dua orang kawanan jambret merampas tas miliknya di Jalan dr Wahidin. pada hari Minggu Lalu (27/10 ). Rita Mardiati yang berbocengan dengan anaknya bernama Gita Nur Aulia Putri berumur 10 tahun, sekitar 03.30 pagi hari. Tas cangklong milik Rita direbut oleh penjambret. Terjadi tarik menarik tas sebelumnya si penjambret menendang motor Rita yang membuat Rita dan anaknya jatuh terpelanting. Rita akhirnya meninggal dunia ditempat kejadian. Budi menyatakan pada dasarnya, kebanyakan pelaku street crime tidak ingin melukai atau bahkan menghilangkan nyawa korban. Ini karena pelaku fokus pada barang incaran saja. Namun terkadang proses berlangsungnya kejahatan sering terjadi hal-hal yang tidak disengaja, seperti yang dialami oleh Rita. Kalau beraksi dan ternyata korban melawan, disitulah biasanya ada tindakan yang lepas kendali, seperti melukai atau bahkan membunuh korban. Menyikapi kasus kemstisn Rita akibat terjatuh dari motor setelah dua orang merampas tas miliknya, polisi harus lebih mengintensifkan patroli di kota Semarang agar mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan. Budi juga mengatakan, harus memberikan tegas juga bisa untuk efek jera bagi pelaku lainnya. Dengan contoh menembak kaki atau melumpuhkan pelaku yamg ingon melarikan diri. Patroli yang dilakkan oleh pihak Kepolisian hingga saat ini belum efektif sehingga masih memberikan ruang bagi pelaku kejahatan untuk beraksi di jalan. Harus ditingkatkan lagi. Sementara itu juga Rohmadi SE SH juga pengamat hukum mengatakan, menurut catatan Reskrim Polrestabes Semarang kasus perempasan yang menimpa ibu rumah tangga sudah terjadi dua kali. Sebelumnya, Natisa Listiyani Nasiroh berumur 24 tahun Mahasiswa Sastra Inggris Undip Semarang yang sedang hamil, menjadi korban penjambretan di Jalan Sultan Agung, di depan SMA Don Bosco Semarang, pada dini hari 6 Juni 2012. Dua peristiwa ini bermodus sama, mengincar ibu rumah tangga yang mengendarai sepeda motor pada dini hari yang jalan sepi. Berbagai kasus kejahatan beruntun patut kita soroti. Penembakan tiba-tiba atas Soleh, penjaga proyek rel ganda, masih hangat dalam ingatan kolektif warga. Kini penjambretan atas ibu rumah tangga terulang kembali. Warga Kota Semarang layak mencemaskan situasi yang setiap saat mengintai mereka. Penjambretan atas ibu-ibu rumah tangga dapat menghantui kaum perempuan di kota Semarang. Rohmadi, juga mengatakan, Kepolisian mestinya bergerak cepat dalam hal ini. Jangan kesannya begitu lamban untuk menanganinya. Jangan sampai publik memberikan stigma negatif. Mestinya Polri bergerak cepat menangani kasus tersebut. Yaitu, dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengusut dan mencegah kriminalitas yang terjadi. Jangan sampai kesannya, Polri bergerak lamban dalam hal ini. Sungguh berbahaya. Karena bakal menimbulkan kesan bahwa Polisi sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa lagi saat ini. Sutarman sebelumnya, menjabarkan fokus utamanya sebagai Kapolri yang baru, yakni meningkatksn pelayanan masyarakat dan membersihkan premanisme serta perjudian/ Kepolisian juga mengusut setiap aksi kejahatan sampai tuntas dan menangkap pelakunya. Jangan biarkan Kota Semarang menjadi Kota Hantu. Dalam pengamatan di lapangan bahwa pada rawan kejahatan tidak tampak mobil patroli Polisi yang lewat di jalan rawan Kejahatan di Kota Semarang. ( Andu ).

Tuesday, 22 October 2013

Baru Pertama Kali Terjadi di Indonesia Data Intelijen Kejari Semarang Digondol Pencuri.

Semarang. Aksi pencurian kali ini termasuk misterius. Kenapa ? Pasalnya, pelaku pencurian, bukan memburu harta benda, tetapi malah menyasar mencuri data intelijen yang sangat rahasia. Informasi yang dihimpun, kejadian diperkirakan terjadi antara pukul 10 hingga pukul 11. Laptop Merk Acer Aspire Win tersebut milik salah seorang staf intelijen Kejari Semarang Supinto Priyono. Pelaku pencurian yang sangat nekat di kantor Kejaksaan Negeri Semarang Jalan Abdurahman Saleh, pada hari Jumat lalu (18/10). Alhasil, sebuah laptop yang berisi data-data penting hasil kerja intelijen Kejari raib dicuri. Supinto mengaku tidak habis pikir mendapati laptop berisi data-data penting tersebut raib. Supinto mengaku sempat kebingungan karena sudah mencari di sejumlah tempat di ruang kerjanya, tapi tidak ditemukan. Supinto menduga memang ada pencuri yang masuk di ruang kerjanya. Laptop tersebut ditaruh di meja ruang kerja Supinto. Kejadian ini sempat mengagetkan pegawai di Kejari Semarang. Pihak Kejari Semarang masih melakukan identifikasi. Sementara untuk mengumpulkan keterangan, termasuk memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di ruang tersebut. Saat kejadian, Laptop tersebut ditinggalkan karena Supinto secara mendadak mendapat tugas dari atasan, untuk meninjau SMA 1 dan SMA 3 Semarang, sekitar pukul 10. Setelah pulang ke kantor, pukul 11 Laptop tidak ada. Pihaknya juga belum mengetahui lebih jauh siapa pencuri misterius yang berani mengobok-obok dan mengambil data intelijen kantor Kejaksaan Negeri Semarang. Kendati demikian, keterangan dari penjaga piket menyebutkan, sebelumnya ada 3 orang asing yang datang menawarkan minyak wangi di kantor tersebut. Laptop tersebut milik Supinto pribadi, bukan milik Kejari Semarang. Namun Laptop tersebut berisi data-data penting hasil kerja Intelijen Kejaksaan Negeri Semarang. Ada dugaan, pelakunya berkepentingan dengan data yang berada di dalam laptop. Pihak Kejari akan mengusut kasus pencurian tersebut dengan memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di Kantor Kejari Semarang. Semetara itu Kepala Seksi Intelijen Kejari Semarang Ardito mengaku masih mengumpulkan keterangan. Pihaknya akan menindak lanjuti rekaman CCTV dulu, untuk mengetahui detail kejadian tersebut. (Andu)

Penembak Soleh Diduga Oknum Aparat.

Semarang. Hingga saat ini penembakan tersebut masih menyimpan tanda tanya besar. Pihak Polrestabes Semarang maupun Polda Jawa Tengah belum berhasil mengungkap insiden penembakan yang menyebabkan Soleh hingga tewas. Namun ditengarai penembakan tersebut melibatkan oknum aparat. Kuasa hukum korban Budi Sekoriyanto menyatakan, pihaknya menduga kuat bahwa penembakan tersebut melibatkan aparat. Hal itu terungkap berdasarkan ciri-ciri pelaku yang diketahui menggunakan sepatu PDL dan barang bukti peluru kaliber 38 mm. Jenis pistol yang digunakan revolver. Senpi itu milik aparat. Dugaan terkait keterlibatan aparat didukung kejadian sebelumnya. Korban sempat terlibat pertikaian dengan oknum aparat. Direktorat Polisi Air Polda Jawa Tengah yakni pada tanggal 4 Oktober 2012. Selain itu pada tanggal 29 Oktober 2012 sempat berseteru dengan petugas TNI AL. Ada dugaan para aparat tersebut menjadi beking kelompok yang hendak menguasai wilayah proyek rel ganda di kawasan tersebut. Menurut Budi bahwa perseteruan dengan salah satu anggota TNI AL sebelumnya dipicu soal permintaan bagian uang keamanan proyek rel ganda. Terlebih, pelaku yang mengenakan helm tertutup, berjaket hitam dan membawa tas ransel di punggung, usai melepaskan tembakan tidak gugup ataupun panik. Artinya, pelaku adalah orang yang profesional. Pelaku berhasil membunuh korban, lalu pergi dengan jalan kaki dengan tenang. Pelaku beraksi secara dingin seperti gangster di film-film. Selain itu, sempat mendapat sejumlah ancaman dari orang misterius. Ditengarai ancaman itu buntut kasus pencurian di kawasan proyek rel ganda yang dilaporkan ke Polsek Semarang Utara. Polisi berhasil menangkap dua pelaku pencurian. Terungkap, keduanya mengaku disuruh salah seorang bernama DN. Budi juga menyatakan bahwa DN sendiri sampai saat ini belum ditangkap. Budi maupun keluarga korban mengarapkan Polisi segera mengungkap kasus penembakan misterius di Semarang. Hal tersebut didasarkan sejumlah fakta sebelum dan saat peristiwa penembakan itu. Menurut Budi saat terjadi penembakan korban dalam posisi menelepon dirinya untuk meminta perlindungan, kemudian terdengar letusan senjata api. Dalam telepon itu, kata Budi, korban sempat berteriak dengan suara yang intinya minta ampun. Korban yang menyatakan Pak hanya jika berurusan dengan Polisi. Dan saat itu Soleh berteriak Pak yang sangat jelas. Gito dari PT. Yasa Pola, perusahaan yang memperkerjakan Soleh sebagai penjaga proyek mengaku sering terjadi pencurian di lokasi proyek. Sejak itu pula, kata Gito, sering terjadi gesekan. Selama ini banyak gesekan atas kasus pencurian. Lita Herminsyah, (33) istri korban menambahkan sekitar dua minggu sebelum penembakan keluarganya sering diteror. Didatangi sekelompok pria mencari suami. Mereka selalu mencari gara-gara. Terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Dji Hartono, menyatakan kepolisian masih terus mengejar pelaku penembakan Soleh. Berbagai bukti sudah dikumpulkan, termasuk meminta keterangan saksi dan keluarga korban. Semua temuan jadi acuan untuk mengungkapkan kasus penembakan, tim masih bekerja di lapangan. Semua kemungkinan yang mengarahkan kepada pelaku akan didalami. Polisi juga akan mendalami seluruh konflik yang melibatkan Soleh sebelum kejadian. Termasuk aksi pencurian bantalan rel ganda yang berujung pada pelaporan 3 orang ke Polsek Semarang Utara. Sementara itu, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Profesor Hanibah Abdurraman, meminta pihak Kepolisian lebih intensif dalam melakukan identifikasi senjata api. Kasus tersebut harus diungkap karena pelakunya secara bebas memakai senjata api. (Andu)

Saturday, 19 October 2013

Kemenhub Memberikan Santunan Kepada Anak Korban Penembakan.

Semarang. Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkereta apian Kementrian Perhubungan RI memberi penghargaan kepada Soleh (34) sebagai penjaga proyek rel ganda yang tewas ditembak. Kelima anak Soleh diberikan santunan biaya pendidikan hingga lulus SMA. Santunan tersebut diserahkan dalam acara WorkShop Penyelenggaraan Keselamatan Perkereta Apian di Hotel Patrajasa Semarang, belum lama ini. Lima anak dari 3 istri sah Soleh, diberikan santunan masing-masing senilai 40 juta. Santunan tersebut dalam bentuk tabungan pendidikan di BRI. Direktur Keselamatan Perkereta Apian Kemen Perhubungan RI, Hermanto Dwi Atmoko mengatakan, yang mendasari pemberian santuna tersebut adalah sisi kemanusiaan atas terjadinya musibah yang merenggut nyawa Kepala Keluarga. Dikatakan Hermanto bahwa santunan itu diberikan setidaknya untuk menjamin agar anak-anak korban bisa bersekolah. diterima oleh tiga istri sah Soleh, yakni Lisa Hermansyah dengan anak bernama Arif Mirza Pratama (9), Arin Mirza Ramadhani (6) dan Azril Mirza Ramadhani (1). Selanjutnya Sulistiyowati ibu dari Arya Mirza Pratama (5) dan Azril Mirza Permata yang diterima oleh ibu kandungnya, Wiwik Handayani. Kepala Daerah Operasional (Daop IV) Semarang Totok Suryono menambahkan pihaknya menyambut baik atas peran serta inisiatif Kemenhub RI. Semoga bermanfaat bagi anak-anaknya. Bisa sekolah sampai SMA. Soleh merupakan penjaga keamanan untuk alat-alat atau alat berat dan material lainnya di Proyek Rel Ganda wilayah kerja Empu Tantular sampai jalan Ronggowarsito (Imprasemen Stasiun Tawang Semarang). Sementara itu kuasa hukum Soleh, Budi Sekoriyanto menyatakan keluarga korban berterima kasih atas bantuan bagi Soleh berbagai pihak. Semula Soleh dianggap sebagai pekerja tidak resmi di Proyek Rel Ganda. Kemudian bisa dipastikan bahwa korban merupakan pekerja resmi dari PT. Yasa Pola Remaja yang mengerjakan proyek tersebut. Menurut Budi Sekoriyanto bahwa Soleh terhitung sejak bulan Mei 2012 lalu resmi menjadi pekerja tim dari Kementrian Perhubungan pun merealisasikan pemberian santunan. Budi Sekoriyanto berharap bantuan pendidikan tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh keluarga Soleh. Terutama untuk biaya sekolah jenjang terakhir SMA. Menurut Budi masing-masing anak mendapatkan 40 juta. Bisa dicairkan bertahap. (Andu)

Akhirnya Ponsel Milik Soleh Ketemu, Sudah Ditangan Kepolisian.

Semarang. Ponsel milik Soleh yang sempat menghilang itu sudah ditemukan sehingga rekaman komunikasi korban bisa didalami. Polisi menemukan sejumlah pesan singkat (SMS) berisi ancaman yang dikirimkan kepada Soleh sesaat sebelum korban tewas ditembak orang tak dikenal. Soleh ditembak di depan rumahnya di Gang Garuda Kebon Harjo Kelurahan Tanjung Mas Semarang Utara, pada hari Kamis lalu (10/10). Penjaga keamanan proyek rel ganda tersebut meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. SMS tersebut diantaranya bernada sindiran kepada korban yang dianggap sebagai jago kandang. Pesan lainnya berisi hujatan atas sikap korban yang dianggap menyinggung sebuah kelompok masyarakat. Menurut Kanit Reskrim Polsek Semarang Utara AKP Agus Budi Yuwono, masih menelusuri SMS ancaman yang masuk ke Ponsel korban. Pengirimannya juga sedang dilacak. Jadi masih menyelidiki identitas pengirim. Sementara itu, kuasa hukum Soleh, Budi Sekoriyanto, mengatakan bahwa kliennya beberapa jam sebelum tewas SMS ancaman tersebut kepada Soleh. Bahkan Soleh mengutarakan niat akan pindah sementara ke rumah pengacara Budi Sekoriyanto. Menurut Budi, saat penembakan berlangsung korban sedang bercerita melalui telepon mengenai ancaman yang dia terima kepadanya. Sekitar lima belas menit sebelum penembak datang ke lokasi kejadian, korban didatangi oleh 4 orang pria yang Soleh kenal. Kanit Reskrim Polsek Semarang Utara, AKP Agus Budi Yuwono, membenarkan bahwa keempat orang datang ke rumah korban sebelum penembakan terjadi. Saat itu korban tak bisa memberikan kepastian akan mencabut laporannya atau tidak. Korban beralasan memerlukan pertimbangan dari berbagai pihak termasuk pengacaranya. Kedatangan mereka bertujuan meminta Soleh mencabut laporan ke Kepolisian atas kasus pencurian baut rel kereta api dan penganiayaan. Menurut catatan kepolisian, inisial keempat pria itu adalah W, Y, A, dan K. Polisi sudah meminta keterangan W dan kawan-kawan sebagai saksi. Agus menyatakan belum bisa menjelaskan detail dugaan latar belakang pelaku penembakan yang menewaskan Soleh. Mari kita tunggu hasil penyelidikan Kepolisian Jajaran Polda Jateng. (Andu)

Sunday, 13 October 2013

Sutiyoso Disidang Tanggal 21 Oktober Mendatang Di Pengadilan Negeri Semarang

Semarang. Pengadilan Negeri Semarang siap menggelar sidang dengan terdakwa mantan Gubernur DKI Jaya Sutiyoso. Sesuai jadwal, sidang perkara akan digelar pada tanggal 21 Oktober 2013 mendatang. Sutiyoso disidang sebagai terdakwa terkait dugaan pelanggaran kampanye. Panitera Muda Pengadilan Negeri Semarang, M. Chayat menyatakan kesiapan pihaknya menggelar persidangan tersebut. Sebelumnya, Sutiyoso yang kelahiran Gunungpati kota Semarang, pada tanggal 6 Desember lalu, dilaporkan ke Polda Jawa Tengah terkait dugaan pelanggaran kampanye saat berkunjung di Kecamatan Gunungpati kota Semarang. Proses hukum kemudian dilakukan oleh penyidik dan sudah dilimpahkan ke Pihak Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah sebelumnya akhirnya berkas diserahkan di Pengadilan Negeri Semarang. Menurut M. Chayat, bahwa perkara dengan terdakwa Sutiyoso digelar 21 Oktober 2013. Ketua Majelis Hakim Fachrul Bachri, dengan hakim anggota Budi Santosa dan Sri Widodo. Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Kedaulatan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Romulus S. Sihombing mengatakan, ketokohan Ketua Umum PKPI Sutiyoso lebih tinggi dari partainya. Dikatakan Romulus, kini partainya terus mengejar elektabilitas partai untuk lolos dari Parlemen Threshold (PT), agar berhasil menyalonkan ketua umumnya menjadi Presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Menurut survei di internal partainya kata Romulus, Ketokohan suami Setyorini mencapai 50,7 % dari seluruh survei nasional. Sehingga elektabilitas partai justru masih kalah dengan Sutiyoso. Kata Romulus, partainya hanya mempunyai popularitas tak lebih dibawah 10 % jadi sudah jelas ketokohannya yang lebih tinggi daripada partainya. Sejauh ini, Romulus mengakui, partainya belum menembus angka 3,5 % seperti persyaratan PT. Namun begitu, pihaknya percaya faktor ketokohan Sutiyoso akan mampu mendobrak suara pemilih di Pemilu mendatang. Maka ketokohan Sutiyoso sangat mendobrak dan itu sangat wajar. (Andu)

Ponsel Milik Soleh Raib, Ketika Ditembak Sedang Menelepon.

Semarang, Beberapa jam sebelum tewas ditembak Soleh (35) didatangi sekelompok orang memintanya mencabut laporan kepolisian. Kejadian ini menguatkan dugaan bahwa pembunuhannya berlatar belakang rebutan lahan keamanan proyek pembangunan rel ganda. Soleh ditembak di depan rumahnya di gang Garuda, Kebonharjo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Timur pada hari Kamis lalu (10/10) pukul 14.30 wib. Sehari-hari Soleh bekerja sebagai penjaga proyek rel ganda. Sementara kepala unit Reskrim Polesek Semarang Utara AKP. Agus Budi Yuwono, membenarkan bahwa Soleh memang melaporkan sejumlah kasus di tempat kerjanya ke Mapolsek Semarang Utara. Masalah yang dilaporkan adalah kasus pencurian bantalan rel dan penganiayaan. Menurut Agus, keganjilan kasus penembakan ini terlihat pada raibnya ponsel milik Soleh. Pada saat penembakan, Soleh sedang menelepon pengacaranya untuk berkonsultasi mengenai sebuah perkara hukum. Sampai saat ini ponsel milik Soleh belum ditemukan. Pelaku yang masih saat ini misterius itu diketahui hanya satu orang. Bak pembunuh profesional, pelaku berjalan santai setelah menembak Soleh. Polisi memastikan senjata api yang digunakan menembak Soleh adalah jenis revolver Colt 38. Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Dwi Priyatno. Penyelidikan, masih dilakukan. Terkait hasil identifikasi senpi jenis revolver. Kapolda Jateng menyebut diketahui dari temuan proyektil peluru. Intinya revolver, jenis senpi yang selongsongnya itu tidak keluar (saat ditembakkan). Sehingga tidak ada selongsong yang tertinggal. Disinggung mengenai, motif pembunuhan yang diduga terkait kasus pencurian besi rel di lokasi kerja Soleh. Kapolda Jateng Irjen Pol. tidak menjawab. Kapolda menyampaikan pihaknya tengah melacak petunjuk mengenai kepemilikan senjata api yang dipakai oleh si pelaku. Pihaknya mengaku masih mengumpulkan alat bukti guna menangkap pelaku dan mengungkap kasus tersebut. Penyelidikan, sejauh ini masih dilakukan pemeriksaan saksi. Kepala Tim Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang, Kombes Pol. Slamet Iswanto, mengatakan petugas mengamankan pecahan proyektil yang tertinggal di tembok Soleh. Jarak antara pelaku dan Soleh diperkirakan sekitar dua setengah meter. Proyektil yang berada di tembok diduga berasal dari tembakan pertama yang meleset. Satu proyektil lagi berada di tubuh Soleh. Sementara itu, ayah mertua Soleh, Supadi umur 54 tahun, menduga peristiwa tersebut berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh Soleh saat bekerja. Sekitar dua minggu lalu, kata Supadi, Soleh memergoki pencuri bantalan rel di tempat bekerja. Ketika itu, sempat terjadi perkelahian antara Soleh dengan Si pencuri. Pencurian tersebut sudah dilaporkan ke Polisi. Aksi teror yang paling sering dirasakan oleh orang tidak dikenal sering mondar mandir seperti mengamati kondisi rumah. Pelaku kadang berhenti beberapa detik untuk melihat-lihat bagian luar rumah kemudian pergi. Rabu lalu 9 Oktober siang, salah satu penghuni rumah sempat melihat seorang pria mengendarai sepeda motor mondar mandir hingga 4 kali di depan rumahnya. Sejak peristiwa tersebut, keluarganya merasa tidak tenang karena merasa diteror oleh orang-orang tak dikenal. Bisakah Polisi membuka tabir penembakan di Kebonharjo, Semarang Utara dengan memakan korban Soleh. Dengan adanya kejadian tersebut suatu tantangan bagi Polisi untuk mengungkapkan sedetil-detilnya kasus penembakan yang dilakukan oleh pria misterius. Mari kita tunggu perkembangan lebih lanjut. (Andu)

Friday, 11 October 2013

Penembakan Misterius Sudah Menjarah di Semarang Bisakah Polisi Membuka Tabir.

Semarang, Seorang penjaga proyek rel ganda bernama soleh (34), warga Gang Garuda 46 Semarang, kebon harjo RT 05 RW 06, tewas didepan rumah ditembak oleh kawanan pria misterius. Sebutir peluru yang diduga berukuran 6ml bersarang di bahu kanan bagian belakang hingga menembus ke paru-paru. Peluru itu merupakan letupan kedua yang ditembakan seorang pelaku yang tiba-tiba datang menghapiri soleh. Saat itu soleh sedang kongko bersama empat rekannya di teras rumah. Secara tiba-tiba dilokasi sipenembak misterius mengeluarkan pistol dari balik bajunya dan dua kali menembak ke arah soleh. Pelaku datang menggunakan sepeda motor honda supra vit warna merah. Namun karena jalanya menuju rumah korban terhalang portal besi, si pelaku meninggalkan kendaraanya didepan gang. Selanjutnya pelaku yang menggunakan jaket hitam yang menggunakan tas ransel warna hitam dan menggunakan helm warna putih dan wajah tertutup, berjalan kaki menuju rumah korban. Adapun peluru dari letupan pertama meleset dan menembus kaca jendela rumah milik Soleh. Penembakan tersebut, Kamis lalu (10/10) sekitar jam 14.30 WIB. Menurut keterangan saksi mata Aditya Catur Prasetyo ( 19), kaget mendengar suara tembakan diluar rumahnya, langsung berlari mencari sumber suara. Aditya memberanikan diri menghampiri rumah Soleh yang hanya berjarak 10m dari rumahnya. Belum sampai dipintu pagar rumahnya. Aditya mendengar pekikan suara Soleh berteriak minta ampun. Mendengar suara tembakan yang kedua kalinya, aditya berdiri gemetar. Perasaan takut coba dilawannya. Menurut Aditya, setelah menembak pelaku berjalan dengan santai. Motornya diparkir samping portal gang masuk. Pelaku terus naik motor ke arah selatan dan motornya protolan jelek. Aditya menambahkan, empat rekan korban yang saat itu kongko melarikan diri saat pelaku menembak pistol ke arah Soleh. Sontak insiden itu membuat gempar warga sekitar. Sejumlah warga tak lama setelah kejadian berhamburan keluar rumah. Soleh ditemukan telah tak bernyawa dalam kondisi bersimpah darah di jalan gang depan rumahnya. Posisi tubuh Soleh tergeletak tengkurap. Darah meluber di jalan gang yang terbuat batako. Pihak keluarga korban histeris mendapati Soleh terbujur tak bernyawa. Sebagian warga lantas menutupi jenasah korban menggunakan kertas koran dan karpet sembari menunggu tim kepolisian. Darsono (57) selaku ketua RT 05 RW 06 mengaku terbanyak mendapati hal tersebut. Mendapati kejadian itu, sejumlah warga langsung menggedor rumah Darsono. Tak lama berselang, tim dari polsek semarang utara dan inabes Polres Semarang tiba di lokasi kejadian. Polisi langsung melakukan identifikasi dan memintai keterangan sejumlah saksi. Jenasah korban di evakuasi dan dibawa kerumah sakit kariadi semarang untuk dilakukan otopsi. Hasil olah TKP, ditemukan sebuah rekloset atau jenis proyektil yang terbuat dari timah dalam kondisi gepeng dan disudut ruang tamu korban. Menurut Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono, motif penembakan masih belum diketahui. Selain itu Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Prayitno juga mengatakan senjata pelaku diduga sejenis revolfer. Irjen Pol Dwi Prayitno mendatangi RSUP Karyadi tempat korban diotopsi. Tembakan sipembunuh mengenai bahu kiri sebelum menembus paru-paru Soleh. Terpisah, dr. Forensik rumah sakit Karyadi Semarang dr. Gatot Suharto mengatakan, hasil otopsi menyebutkan korban karena kehabisan darah akibat dari luka tembak. Kabar yang berkembang peluru juga menembus organ vital tidak dibenarkan. Luka tembak di pundak kanan hingga menelusuri ke pinggang kiri dan menemukan proyektil di pinggang kiri. Berita diturunkan pihak Kepolisian belum bisa membuka tabir penembakan misterius di Semarang. Dan masih mendalami kasus tersebut. (Andu)

Thursday, 10 October 2013

SATU SSK PORI MENGAMANKAN SIDANG FPI.

Semarang Kepolisian Resort Kota Semarang Polrestabes mengerahkan 1 SSK untuk pengamanan sidang perkara FPI dan warga Kendal digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Kamis (10/10). Kapolrestabes Semarang, Kombespol Djihartono mengatakan, pengamanan dilakukan untuk mengantisipasi saat sidang. Kapolsek Semarang Barat Kompol Yani Permana menambahkan, pengamanan akan dilakukan secara biasa sesuai standar prosedur (SOP). Pengamanan dilakukan tanpa berlebihan. Diberitakan, Mahkamah Agung memutuskan sidang bentrok FPI di Sukorejo Kendal digelar di PN Semarang. Keputusan itu diambil dengan alasan keamanan. Menurut Ketua PN Semarang, Gunawan Gusmo bahwa Mahkamah Agung telah memberikan surat keputusan dengan nomor 259 / KMA / SK / MA / 2013 yang masuk pada 27 September 2013 yang lalu. Isinya, MA memutuskan bahwa sidang untuk 7 terdakwa digelar di PN Semarang. 4 orang warga Kendal, yakni Agus Riyadi, Edi Bowo Dwiyanto, Paido dan Godhikul Kharimah. Sedang 3 lainnya anggota FPI adalah Soni Haryono, Satrio Yuono dan Bayu Agung. Menurut Penitera muda PN Semarang, M. Chayat bahwa 4 tersangka warga Kendal akan dijerat Pasal 170 pengroyokan. Sedangkan anggota FPI Soni Haryono dijerat dengan Pasal 311 ayat (5) Undnag-undang no. 25 tahun 1999 tentang lalu lintas. Sedangkan 2 lainnya Satrio Yuono dan Bayu Agung dijerat dengan Pasal 2 ayat, (1)Undang-undang no. 12 tahun 1951. Sidang digelar bersamaan dengan Majelis Hakim sama dan akan bekerja secara bergantian, Hakimnoa, Fathul Bari, Sukadi, dan Abdul Riyadi. Berkas perkara ke 7 tersangka telah disusun menjadi 6 catatan register nomor perkara. 4 tersangka warga Kendal tercatat dengan nomor 623/PID.B/2013/PN Semarang atas nama Agus Riyadi, 625/PID.B/2013/PN Semarang untuk tersangka Edi Bowo Dwiyanto, Agung Fitriyono, 626/PID.B/2013/PN Semarang untuk Paido dan Godhikul Kharimah. Sedangkan untuk 3 tersangka lain, anggota FPI tercatat dengan nomor 624/PID.B/2013/PN Semarang, untuk tersangka Soni Haryono 627/PID.B/2013/PN Semarang dan 628/PID.B/2013/PN Semarang atas nama Satrio Yuono dan Bayu Agung. (Andu)

ANGGOTA POLRI MELAKUKAN PELECEHAN SEKSUAL DAN PENGGELAPAN

Demak Seorang anggota Polri Sabhara Polres Demak yang bernama Briptu Budiyanto telah melakukan pelecehan seksual dan penggelapan 2 sepeda motor Honda Vario th. 2012 dan Yamaha Mio th. 2013 milik TW (29) asal Semarang, berkedudukan di Krobokan. Hal itu diungkapkan Pengacara terkenal di Semarang Budi Sekoriyanto, SE., SH. Dijelaskan pula oleh Budi bahwa berawal dari perkenalan antara Korban dengan pelaku kurang lebi 1 tahun yang lalu, dengan diawali perkenalannya pada saat Ziarah wisata di makam Walisongo Demak. Setelah saling kenal, hubungan dimulai dari rasa simpati pelaku kepada TW yang berusaha pendekatan dan bujuk rayu untuk dinikahi, hingga 6 bulan terakhir. TW diajak hidup serumah kontrakan di Demak dan dijanjikan akan dinikahi dan selama diajak hidup serumah dengan pelaku seperti layaknya suami istri, bahkan TW mengalami kehamilan, tetapi TW mengalami pendarahan karena terpeleset. Budi juga menjelaskan TW ditawari oleh pelaku modal pinjaman dengan jaminan sepeda motor milik TW sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta) secara bertahap 6 juta selang beberapa waktu ditambah Rp. 4.000.000,- dengan pembayaran angsuran per bulan sebesar Rp. 1.500.000,- x 10 bulan berupa pokok bunga. Saat terakhir setelah lunas dihitung ada keterlambatan denda sebesar Rp. 4.200.000,-, oleh orang tua TW dilunasi dikarenakan kalau tidak dibayar, pelaku mengancam tidak akan jadi menikahi TW. Menurut Budi korban TW secara tiba-tiba menanyakan kepada pelaku dimana jaminan sepeda motor Honda Vario berada. Dan dijawab oleh pelaku akan dikembalikan dan saat itu TW sudah tidak serumah lagi oleh pelaku. Dikarenakan pihak ketiga yang mendatangi rumah kontrakan. Bahwa pelaku sudah punya calon istri bernama Fibri dari Kota Pati. Pada saat itu juga hamil 3 bulan diluar nikah. TW pulang kembali ke Semarang, saat ditanya mengenai kendaraan Honda Vario kembali pelaku hanya memberikan uang sebesar Rp. 2.000.000,-. Menurut pelaku bahwa untuk uang muka motor baru. Oleh TW dibelikan motor Yamaha Mio keluar dari Dealer, secara tiba-tiba pelaku meminta motor tersebut untuk digadaikan lagi dengan alasan mengembalikan uang muka yang diberikan pelaku pada TW sebesar Rp. 2.000.000,-. Beberapa hari pelaku menghubungi TW lewat telepon meminta kembali motor Yamaha Mio milik TW harus membayar sebesar Rp. 4.500.000,-, dikarenakan digadaikan pelaku sebesar Rp. 4.000.000,-, dengan bunga Rp. 500.000,- yang membuat TW terpukul bahwa pelaku juga memberitahukan tidak jadi menikah dengan TW. Dikarenakan, Dikarenalan wanita bernama Febri yang sedang hamil karena perbuatan pelaku. Secara tiba-tiba Bapak dari TW menderita sakit stroke menjadi fatal dan meninggal dunia di hari Minggu tanggal 6 Oktober 2013. Menurut Budi Sekoriyanto, akan dilaporkan Propam Polda Jateng. Sampai saat ini pelaku masih bertugas di Polres Demak tanpa diproses hukum dan tidak ada tindak lanjut dari atasannya untuk memproses si pelaku. (Andu)

Wednesday, 9 October 2013

AKIL DI HUKUM MATI TIDAK SESUAI DENGAN PERILAKUNYA

Semarang Tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Non Aktif Akil Mochtar, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memicu kemarahan publik, Presiden dan Pejabat Negara geram dan jengah. Selain melakukan tindak pidana korupsi, publik juga marah karena Akil melakukan itu melakukan dalam masa jabatannya sebagai Ketua MK dan di rumah dinasnya. Salah satu pengamat hukum Ahmad Rizal, SH juga seorang Pengacara terkenal di Semarang, mengatakan kalau sudah operasi tangkap tangan begitu berarti terbukti melakukan suap. Menurut Rizal pantasnya orang ini dihukum mati saja. Walau Undang-undang tak mengenal pidana mati untuk korupsi. Ahmad Rizal juga mengungkapkan kendati Undang-undang tidak mengatur hukuman mati, Jakas KPK dapat menuntut hukuman mati bagi Akil. Hukuman maksimal untuk memberi efek jera siapapun. Ini jabatan diatas Menteri. Apalagi Akil memegang jabatan hukum. Harusnya hukuman paling berat tak usah lagi dihukum penjara, hanya memenuhi penjara saja. Menurut Rizal, bahwa Ketua MK dianggap benteng terakhir pengawal Konsitusi ternyata tak sesuci yang di klaim pemangku jabatannya. Rizal juga menjelaskan, Akil yang mengemban tugas Ketua MK, adalah simbol Supremasi Hukum dalam sistem ketatanegaraan sesuai Pasal 10 ayat (1) Huruf a-d Undang-undang no. 24 th. 2013 tentang Mahkamah Konstitusi MK memiliki 4 kewenangan mutlak Menguji Undang-undang terhadap UUD 1945, memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, memutus perselisihan tentang hasil Pemilu. Putusan MK pun bersifat final dan mengingat. Merosotnya kepercayaan publik, menurut Rizal akan sangat berbahaya pada kelangsungan sistem demokrasi di Indonesia. Putusan - putusan hukum yang dibuat oleh MK akan mengalami Delegitiminasi. Ahmad Rizal juga mengungkapkan bahwa harta, tahta dan wanita itu godaan pemegang amanah. Godaan ada dimana-mana, setan dimana-mana. Siap-siap berada di tengah setan. Terserah kita, mau digoda setan apa tidak. Tertangkap tangan, Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar saat menerima suap di rumah dinas pejabat tinggi negara komplek Widya Candra Jakarta. Rabu lalu, 2-10 (malam) membuat keluarganya histeris dan syok, mereka sontak menangis begitu tahu Akil disergap KPK. Mereka tak percaya orang nomer 1 di MK itu digelandang oleh petugas KPK (Andu)

Tuesday, 8 October 2013

Siapapun Pangdam, Harus Melestarikan Budaya.

Semarang. Sebanyak 92 grup keroncong dari berbagai daerah seperti DKI Jaya, Jawa Timur, DIY, Jawa Tengah dan Bali mengikuti Jambore 1000 lagu keroncong Indonesia dalam rangka memperingati HUT ke-63 Kodam IV Diponegoro dan HUT TNI ke-68 di Lapangan Parade Makodam IV / Diponegoro Semarang, baru-baru ini. Dipilihnya keroncong sebagai salah satu gelaran acara dikarenakan keprihatinan Kodam IV / Diponegoro terhadap kondisi budaya tradisional saat ini, serta untuk menguri-uri agar tidak hilang diterpa kebudayaan asing. Pembukaan Jambore Keroncong dilakukan oleh Pangdam IV / Diponegoro Mayjen. TNI Sunindyo dengan memainkan gitar ukulele bersama grup keroncong diatas panggung, selain itu Pangdam IV / Diponegoro, Mayjen. TNI Sunindyo juga dinobatkan sebagai Panglima Keroncong oleh Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia. Dalam sambutan Pangdam IV / Diponegoro Mayjen. TNI Sunindyo dengan diadakan kegiatan ini untuk menambahkan kecintaan dan mempertahankan budaya keroncong Indonesia, sekaligus fungsi Kodam adalah untuk menjaga fungsi budaya. Sunindyo, kedepannya agenda Jambore Keroncong ini akan dilaksanakn setiap tahunnya. Nantinya akan dijadikan agenda tahunan. Siapa saja Pangdamnya nanti akan dilakukan dengan berbagai agenda budaya, bisa wayang orang, wayang kulit dan ketoprak, pokoknya budaya yang ada di Jawa Tengah semua akan dilestarikan. Pangdam IV / Diponegoro menambahkan, musik keroncong adalah musik yang indah dan menyejukkan milik asli Indonesia yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Dengar saja musiknya yang indah dengan lirik yang bagus dan diwadahi dalam Jambore Keroncong ini. Sunindyo juga meminta agar banyak anak-anak muda yang tampil agar menjadi penerus. (andu)

Aksi Unik Memperingati HUT TNI Ke-68

Solo. Aksi unik, oleh seorang anggota TNI berpangkat Kopral bernama Subagyo tidak merasa tersinggung atau marah meski beberapa orang berdesakan untuk berebut mencabut kumisnya. Justru anggota TNI itu memberikan sejumlah kaos kepada beberapa orang yang berhasil mencabut kumisnya. Sebelum sesi cabut kumis itu berlangsung, Subagyo menyediakan satu gerobak angkringan dengan berisi makanan lengkap bagi para warga pasar Gede Solo. Mereka, bebas mengambil makanan dalam gerobak itu tanpa membayar sedikitpun. Subagyo memang sudah banyak dikenal masyarakat Solo, bahkan seluruh Indonesia. Pria yang sehari-hari bertugas sebagai anggota Polisi Militer (PM) Solo itu memang sering melakukan aksi nyeleneh. Tak cukup itu saja, Subagyo yang ditemani empat prajurit di kesatuannya juga sempat menggendong seorang pedagang keliling tugu kota Gede. Usai menggendong, lagi-lagi memberikan sejumlah uang kepada para pedagang. Subagyo, pernah mengelilingi Tugu Monas selama 25 jam, push up sebanyak 9.260 kali selama 24 jam, sampai melakukan koprol di jalan Slamet Riyadi Solo sebanyak 1.046 kali dengan panjang 5 kilometer. Selain itu, pada tahun 2010 Subagyo dengan sengaja dipukuli satu kompi prajurit di seluruh badannya. Menurut Subagyo, ingin lebih bisa dekat dengan masyarakat, sekaligus memanfaatkan momen Hari Ulang Tahun TNI ke-68 dengan sedikit mengabdikan dirinya kepada masyarakat kecil. Subagyo mengibaratkan, seberat apapun tugas TNI asal demi kepentingan rakyat, maka akan terasa seringan helai kumisnya, jadi masyarakat tidak perlu segan meminta tolong kepada TNI jika perlu bantuan. Aksi unik tersebut dilakukan di pintu masuk Pasar Gede Solo, belum lama ini mendadak riuh. Bukan lantaran adanya keributan, tetapi karena para pedagang dan para tukang becak secara tiba-tiba berdesakan untuk mencabut kumis Kopral Subagyo seorang anggota TNI yang kala itu mendatangi lokasi tersebut. Subagyo menjelaskan bahwa, sudah seharusnya TNI dekat masyarakat, jadi TNI tidak perlu ditakuti karena sudah menajdi bagian dari negara Indonesia sendiri. (Andu)

Thursday, 3 October 2013

Pemkot Semarang Kurang Tegas Parkir liar Hasilkan Rp 1,4 miliar

Lahan parkir liar di kota Semarang semakin marak.Selain memakan jalan raya. lahan parkir kini mulai menyerobot trotoar atau pedestrian yang seharusnya untuk pejalan kaki. Ada niat dan kesempatan jadilah parkir liar kini tumbuh subur di Semarang. Bisnis bermodal sempritan ini pun melahirkan pundi uang yang melimpah Seorang tukang parkir di kawasan simpang lima Semarang mengaku pihaknya bisa menghasilkan uang Rp 500.000,00 sehari hanya satu titik.Pantoan , sedikitnya ada delapan titik parkir di simpang lima Semarang maka omset parkir sehari sekitar Rp 4 Juta atau setahun bisa mencapai Rp 1,4 miliar. Angka itu belum termasuk kawasan lainya. Lahan parkir yang memanfaatkan jalan raya dan trotoar. Mudah dijumpai di sepanjang jalan- jalan utama seperti seperti jalan Pemuda, Pandanaran jalan Ahmad Dahlan dan kawasan Simpanglima Semarang. Dalam penulusuran , lahan-lahan parkir itu di kuasai oleh sejumlah oknum kemudian para oknum itu memperkerjakan juru parkir. Para tukang parkir itu pun wajib menyetor uang kepada sang bos sehari paling setor Rp 150.000,00 bukan ke petugas. Petugas tidak pernah meminta , hanya sekali untuk biaya operasional. Besarnya yang paling sekitar Rp 5 juta. Hal itu di ungkapkan oleh juru parkir yang enggan menyebutkan jadi dirinya. Sementara itu Kepala Bidang Parkir Dinas Perhubungan kota Semarang,Tri Wibowo mengaku pihaknya tidak bisa sendiri menertipkan parkir liar. Masyarakat kota Semarang juga seprtinya mendukung parkir liar. Melihat makin maraknya parkir liar, belakangan,Dishub Kota Semarang justru terkesan menyerah. Tiga titik parkir di kawasan simpanglima Semarang di legalkan.Mereka juga memungut secara resmi uang parkir di areal parkir yang di legalkan tersebut. Menurut Tri Wibiwo,Pihaknya mengelola tiga titik parkir di depan super ekonomi Plasa di depan simpanglima Plasa,dan depan intertaimen plasa. Dari pada terjadi kebocoran pendapatan parkir,akhirnya memberikan ijin tiga titik di kawasa simpanglima.Memang dilihat dari sisi lalu lintas,keberadaan parkir di sana kurang pas namun tak ada pilihan lain karna pengunjung selter juga membutuhkan tempat parkir. Pelegalan lahan parkir itu,menurut Tri Wibowo,baru terhitung sejak Agustus 2013.Tarif parkir resmi sebesar Rp 1 ribu lalu untuk sepeda motor dan Rp 2 ribu untuk mobil.disana tercatat ada 14 juru parkir resmi yang setiap harinya masing-masing menyetor uang parkir antara Rp 7 ribu hingga Rp 15 ribu kepada Dinas Perhubungan. Kehadiran sebuah posko Dishup Kota Semarang didepan masjid Baitul Rahman Simpanglima Semarang tidak menyurutkan para juru parkir untuk memungut uang dari pemilik kendaraan meski lahan yang di pakai parkir adalah trotoar dan badan jalan. Di depan Hotel Ciputra Semarang,ruas pedestrian,tepatnya di belakang Halte bus BRT, di sulap menjadi lahan parkir.Bahkan untuk mengubah pedestrian menjadi arial parkir,tukang parkir nekat memotong sebuah rantai pembatasan jalan.Jam oprasionalnya parkir di fasilitas pejalan kaki itu mulai pukul 17.00 Wib setiap harinya Seorang pejalan kaki dan pecinta skateboard mengaku sangat terganggu dengan banyaknya parkir liar yang memakan trotoar.parkir di atas trotoar jelas pelanggaran.Pemandangan juga tambah semprawut.Selain itu,kegiatan bermain skateboard terganggu,kata pemuda yang biasanya main skateboard di dekat Hotel Ciputra Semarang dan tidak mau di sebutkan namanya.(andu)

Bisakah Polri Mengungkap Pelaku Penembakan Misterius

Kerap muncul penembakn metrius yang mengincar anggota polisi, membuat korps kepolisian disejumlah tempat merasa teroma.Peristiwa penembakan yang menewaskan anggota porvost sat pol air baharkam polri, Berika sukardi di depan gedung KPK Jakarta beberapa waktu lalu, adalah insiden yang kesekian kalinya.Pasalnya,hingga kini penembakan terhadap polisi itu belum diketahui latar belakangnya.Bahkan kepolisian dinilai terjebak dalam opini terorisme yang di buatnya sendiri. Jika kasus penembakan tersebut tidak terungkap oleh polisi, maka di khawatirkan kasus penembakan akan terus terjadi di mana-mana. Hal itu diungkapkan oleh KETUA PRESIDIUM IPW,Neta S.Pane.dijelaskan pula oleh Meta s.Pane terperangkappada opininya sendiri hingga kesulitan mengungkap kasus-kasus penembakan terhadap personilnya. Diingatkan oleh Meta S.Pane pori jangan terpaku pada opini bahwa pelaku penembakan terhadap Bripka Sukardi oleh orang tak dikenal di kenal didepan gedung KPK Jalan Rasona Said,Jakarta merupakan tindak terorisme IPW (Indonesian Police Watca)menduka penembakan tersebut adalah kaitanya dengan maraknya aksi pemberantasan preman belakangan ini.Sepertinya ada aksi balas dendam dari pelaku kriminal jalanan terhadap polisi. Lebih ironisnya lagi kasus penembakan terhadap polisi itu tidak kunjung terungkap. Sementara penembakan, pengeroyokan,dan penusukan terhadap polisi masih saja terjadi. Menurut Neta jika polisi tidak segera di ungkap dan kemudian terbiarkan bukan mustakhil aksi teror penembakan mistirius ini akan makin melebar dan muncul di berbagai pihak.Jika tren penembakan mistirius ini yang melebar bukan mustakhil sasaranya pun kian melebar pula Tidak hanya polisi jajaran bawah yang jadi sasaran.Bukan mustakhil para pelaku penembak mistirius meningkatkan sasaranya untuk uji nyali, di antaranya penembak pewira/ pejabat polri/bahkan menjadi para politisi/ pejabat pemerintah dan pejabat negara sebagai sasaran / korban. Di dalam kasus penembakan di depan KPK iti, polisi perlu mencermati adanya persaingan dalam bisnis jasa pengamanan dan pengawalan antara oknum aparap maupun yang melibatkan preman. IPW mengkhawatirkan dengan seringnya penembakan itu, akan membuat masyarakat menjadi sangat takut dan khawatir. Pasalnya, bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat,jika melindungi diri sendiri tidak bisa Sementara itu Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno menegaskan anggotanya minimal berjumlah dua orang serta di lengkapi senjata api ketika melakukan penjagaan atau pengamanan. Kebijakan itu menyusul aksi penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi beberapa waktu lalu di jakarta Bahkan,lanjut Kapolda Jateng, Seluruh senjata api yang masih berada di gudang tak boleh tersisa, semua harus di gunakan anggota saat berjaga. Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno, juga mengintruksikan mulai adanya pendataan dan rahasia senja api di Jateng. Rahasia sudah terus di lakukan dan saat ini dirinya menunggu laporan dari jajaran. Kemudian juga melaksanakan patroli dalam sekala besar di daerah tertentu Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie mengatakan polri sudah mengambil langkah cepat untuk menangkap pelaku. Polisi tidak pernah gentar walaupun serangan dilakukan terhadap anggota Polri menyebabkan meninggal dunia. Polri melaksanakan tugas sebagai bagian dari ibadah.Polri berjanji akan segera mengungkap kasus tersebut. Berharap masyarakat jangan takut, polisi tetap bekerja apapun yang harus alami. Ini tugas kepolisian.,(andu).