INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA ---------Presiden Jokowi akan mengambil keputusan soal kelangkaan dan kenaikan tajam harga minyak goreng usai ia menyelesaikan acara kemah dan pertemuan dengan para tokoh adat di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal itu disampaikan oleh Sekretariat Kabinet Pramono Anung.
Pramono mengatakan keputusan diambil supaya permasalahan minyak goreng tak terus berlanjut.
"Hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama, sehingga dengan demikian direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini, Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini," jelasnya baru- baru ini.
Sebagai informasi, Jokowi pada Minggu (13/3) kemarin bertolak ke Kalimantan Timur. Ada beberapa agenda yang dilakukannya di daerah tersebut.
Salah satunya, mengunjungi Kawasan Titik Nol Kilometer Ibu kota Negara (IKN) Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kepala Negara akan melakukan serangkaian agenda kerja dan bermalam di lokasi tersebut. Dalam agenda tersebut, Jokowi berkemah dan melakukan sebuah ritual bernama Kendi Nusantara serta dilakukan bersama 33 gubernur se-Indonesia.
Selain diwajibkan untuk mengenakan pakaian adat daerah masing-masing, para gubernur yang hadir ini sebelumnya diinstruksikan membawa air dan tanah dari masing-masing daerah asal.
Sebelum melakukan kunjungan kerja ke IKN, pada Minggu pagi, Jokowi mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan di Yogyakarta.
Saat tiba di sebuah minimarket yang berada di Pasar Kembang, Yogyakarta pada pukul 09.05 WIB, Presiden langsung berjalan menuju tempat minyak goreng. Namun ketika itu, tidak ada stok minyak goreng.
"Sejak kapan tidak ada?" tanya Presiden. "Baru tadi pagi Pak," jawab penjaga minimarket.
Presiden pun menanyakan harga jual minyak goreng tersebut.
"Kalau yang dua literan itu Rp28 ribu, tapi kalau yang satu liter itu Rp14 ribu," ucap penjaga minimarket.
Tak hanya menanyakan harga, Jokowi juga ingin tahu tentang pengiriman minyak goreng tersebut.
"Tapi datang lagi kapan?" tanya Presiden. "Enggak mesti, Pak," ucap penjaga toko tersebut.
Selain mengunjungi toko swalayan, Jokowi juga mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di pedagang yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta. Di kedua pasar tersebut, Presiden menemukan harga yang bervariasi, mulai dari Rp14 ribu hingga Rp20 ribu per liter.
Namun, tingginya harga minyak goreng juga tidak menjamin ketersediaan adanya stok.
"Barang ada, tapi mahal ya," ucap Presiden mengomentari tingginya harga minyak goreng.
"Ada tapi lambat Pak, nanti kalau sudah habis lama lagi," kata pedagang.
Masalah lainnya adalah tidak adanya jadwal yang pasti tentang pengiriman minyak goreng ke para pedagang maupun toko swalayan. Presiden tidak mendengar jawaban yang pasti kapan minyak goreng akan dikirim. Hampir semua pedagang menjawab tidak tahu kapan akan ada pengiriman berikutnya.
"Ya gak mesti Pak, bisa tiga hari sekali," ucap salah satu pedagang yang ditemui Presiden.(RZ/WK)***
No comments:
Post a Comment