INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA---------- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan kenaikan harga minyak tidak menjadi penghalang komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Koordinasi dengan berbagai pihak terus dilakukan demi tercapainya ekonomi hijau.
Menurutnya, ekonomi hijau adalah salah satu agenda yang sangat penting bagi Indonesia dan juga dunia. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
"Meskipun harga minyak tinggi akibat situasi saat ini, Indonesia terus berdiskusi dengan banyak mitra mengenai komitmen kami terhadap ekonomi hijau khususnya menentukan kontribusi nasional," ujarnya dalam acara Fitch on Indonesia - Exit Strategy after the Pandemic melalui video conference, Rabu (16/3/2022).
Sri Mulyani mengatakan, komitmen ini membuktikan pengurangan emisi karbon untuk menuju ekonomi hijau bukan lagi hanya sekadar bisnis pada umumnya tetapi adalah reformasi yang perlu dilaksanakan. Ini juga termasuk kebijakan dari sisi fiskalnya.
Sri Mulyani menilai hal itu menjadi salah satu agenda yang perlu dibahas. Sebab, biaya yang dibutuhkan untuk menuju ekonomi hijau tidak sedikit. Pemerintah perlu kerja sama dengan pihak lain untuk pembiayaan pengurangan emisi sembari memperbaiki kesehatan fiskal.
Seperti diketahui, pemerintah harus mengembalikan tingkat defisit ke maksimal 3% pada tahun 2023. Ini juga komitmen pemerintah agar defisit fiskal kembali sehat dan bisa lagi untuk melindungi masyarakat hingga melaksanakan segala kebijakan yang telah disusun.
"Untuk tahun 2022 kami akan dapat terus menurunkan defisit kami, sehingga kami akan dapat mengkonsolidasikan dan mengembalikan kesehatan alat fiskal kami di sisi lain agar kami dapat terus melindungi ekonomi dan rakyat," pungkasnya.(RZ/WK)***
No comments:
Post a Comment