INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----------- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali agenda kerjanya di Roma, Italia dengan mengadakan pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison, pada Sabtu (30/10/2021).
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menolak kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 yang akan digelar di Bali pada November 2022.
Morrison mengaku sudah menghubungi langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku tuan rumah acara tentang kehadiran Putin di G20.
"Kami telah meningkatkan kekhawatiran tentang ini. Rusia telah menginvasi Ukraina. Maksud saya, ini adalah tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional," kata Morrison pada konferensi pers di Melbourne, Kamis (24/3/2022), dikutip dari CNA.
Baca juga: Bantu Imigran Asal Ukraina, Pemerintah Australia Berikan Visa Sementara Untuk Pelajar hingga Pekerja
"Dan gagasan untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, yang Amerika Serikat sudah dalam posisi menyerukan kejahatan perang di Ukraina, bagi saya adalah langkah yang terlalu jauh," ujarnya.
Menurutnya, kehadiran Putin dalam G20 jelas membuatnya prihatin.
"Kami telah membuat pernyataan dan representasi yang sangat jelas tentang keprihatinan kami yang sangat kuat tentang keterlibatan Rusia dalam G20 tahun ini," kata Morrison.
"Saya pikir kita perlu memiliki orang-orang di ruangan yang tidak menyerang negara lain," sambungnya.
Morrison juga menyebut bahwa Australia dan Belanda pada bulan ini telah meluncurkan proses hukum baru terhadap Rusia.
Hal ini terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh di Ukraina pada 17 Juli 2014 lalu higga menewaskan semua orang di dalamnya.
"Jadi kita tahu bentuk Vladimir Putin dalam hal mengambil nyawa warga sipil yang tidak bersalah," kata Morrison.
"Saya tidak terkejut dengan kebiadaban mereka. Saya tidak terkejut dengan arogansi mereka dalam apa yang mereka coba terapkan di Ukraina."
"Dan itulah mengapa Australia menjadi salah satu yang terkuat dalam mengambil tindakan terkait dengan Rusia," jelasnya.
Adapun, Australia telah mengumumkan pada hari Minggu untuk melarang semua ekspor alumina dan bauksit ke Rusia.
Pihaknya juga menjanjikan lebih banyak senjata dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.
Sejauh ini, pemerintah mengatakan, Australia telah menjatuhkan 476 sanksi terhadap individu dan institusi Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
Kendati demikian, China pada minggu ini menggambarkan Rusia sebagai "anggota penting" G20 dan mengatakan tidak ada anggota yang memiliki hak untuk mengusir negara lain, setelah Washington meningkatkan prospek mengecualikan Moskow.
Rencana Kehadiran Putin di G20 Jadi Sorotan
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, rencana Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT G20 di Bali, Indonesia, Oktober tahun ini menjadi sorotan media asing.
Reuters, The Sydney Morning Herald, Channel News Asia, Fox News, BBC, dan sejumlah media asing lainnya menurunkan berita yang judulnya hampir sama 'Presiden Rusia Vladimir Putin akan Menghadiri Pertemuan G20 di Bali'.
Hal tersebut mengutip pernyataan Duta Besar (Dubes) Rusia di Jakarta, Lyudmila Vorobyova, baru - baru ini.
Seperti diketahui, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) akan digelar di Bali, Indonesia, akhir tahun 2022 mendatang.(RZ/WK)***
No comments:
Post a Comment