INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday, 30 December 2021

Singgung UNHCR, Mahfud Tekankan RI Cuma Sementara Tampung Pengunsi Rohingnya.



INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----------- Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan bahwa Indonesia tidak ikut menandatangani perjanjian internasional terkait penampungan pengungsi. Karena itu, Mahfud menyebut pemerintah hanya sementara menampung pengungsi Rohingya yang terombang ambing di perairan Bireuen, Aceh.

"Indonesia itu sebenarnya tidak ikut sebagai pihak yang menandatangani atau meratifikasi penampungan pengungsi, karena PBB sudah bentuk UNHCR itu ya untuk mengatur itu. Tapi kan kita punya rasa kemanusiaan juga," kata Mahfud dalam acara diskusi santai bersama media di Kemenko Polhukam, Kamis (30/12/2021).

Mahfud menuturkan, ada beberapa pengungsi Rohingya yang masuk ke perairan Bireuen, Aceh, yang hampir meninggal. Bahkan, sebutnya, ada juga yang nekat ingin lompat dan menenggelamkan diri ke laut.

"Mereka itu masuk ke perairan, dan ada yang mau mati, ada yang mau melompat, ada yang mau menenggelamkan diri karena sakit, ada yang karena kalau dikembalikan dia lebih baik mati aja, ada juga yang begitu. Akhirnya kita tampung, sementara tapi nampungnya," ujarnya.

Mahfud mengatakan pemerintah menampung pengungsi Rohingya karena rasa kemanusiaan. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menekankan penampungan yang disediakan hanya sementara.

"Sekali lagi, karena kita tak ikut meratifikasi tentang apa yang disebut UNHCR itu, maka kita hanya menolong. Kita punya Satgas di situ. UNHCR itu Komisi PBB di bidang pengungsian, tapi kita tak meratifikasi itu. Tapi kita kan punya kemanusiaan. Kita tampung tapi sementara," imbuhnya.

Sebelumnya, nelayan Aceh melihat kapal yang diduga membawa warga etnis Rohingya berada di perairan Bireuen. Kapal itu masih berada di tengah lautan.

Dalam foto, Minggu (26/12), orang-orang di dalam kapal tampak perempuan dan laki-laki beragam usia. Mereka memenuhi seisi kapal. Namun belum diketahui jumlah diduga warga Rohingya tersebut.

Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek mengatakan kapal itu terpantau sekitar 67 mil laut di Perairan Bireuen. Keberadaan kapal itu juga disebut telah diketahui oleh pihak TNI AL.

"Nelayan kita yang baru pulang melaut melaporkan mereka melihat adanya kapal Rohingya di depan Perairan Bireuen," kata Miftach.(RZ/WK)****

No comments:

Post a Comment