Dari Gubug Bendera Jadilah Nama Kampung Gendero
Semarang.
Pada tahun 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaanya. Tapi meskipun demikian, penjajah Belanda belum benar-
benar pergi dan masih berniat merebut kembali merebut tanah jajahannya
kembali.
Pada masa awalnya kemerdekaan itu Kampung
Gendero di Kelurahaan Bandarharjo, Semarang Utara, mendapatkan namanya
Kampung ...Gendero.
Salah satu warga bernama Sugeng Asono berumur 49 tahun mengatakan,
kampungnya dimanai " Gendero " karena pada awal masa kemerdekaan menjadi
tempat para pemuda dan pejuang membuat bendera mera-putih. Menurutnya,
pada masa itu, meskipun sudah merdeka, warga tidak berani
terang-terangan membuat, apalagi memasang bendera merah-putih.
Diceriterakan oleh Sugeng, saat itu warga membuat gubuk di balik
semak-semak dan pepohonan sebagai tempat untuk membuat bendera. Mereka
harus sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh Belanda.
" Kata para sesepuh, bendera dibikin banyak untuk disebarkan ke
daerah-daerah lain, terutama saat menyambut peringatan Hari Kemerdekaan
", ungkapnya.
Mulai dari gubuk yang dipakai untuk
tempat membuat bendera, warga mulai berani membuat rumah tinggal. Tapi,
tetap tidak terang-terangan. Menurut Sugeng, orang yang paling peratma
yang di Kampung Gendero adalah Sarpin ( almarhum ).
Warga lain mengikuti jejak Sarpin mendirikan rumah. Semak-semak dan
pepohonan lama-kelamaan menjadi perkampungan. Dan " gendero " dipilih
sebagai namanya.
" Biasanya orang kalau bikin rumah
pilih pinggir jalan atau yang tidak terlalu masuk ke dalam. Tapi sebagai
warga pertama. Sarpin rumahnya malah di dalam pojok. Soalnya waktu itu
takut ketahuan Belanda ", ungkapnya.
Ketua RT 05 RW
II, Kampung Gendero bernama Rumini umur 31 menyatakan, dirinya pernah
mendengar versi lain tentang asal mula nama kampungnya. " Dulu ada
orang-orang tua yang bilang, katanya dulu pas zaman Belanda di sini
dipasang banyak bendera. Tidak tahu bendera Belanda atau Bendera
Indonesia ", ujarnya. (Andu Nicolas ).
No comments:
Post a Comment