INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----------- Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada Selasa (8/11) sore ini. Sejumlah wilayah di Indonesia mendapat kesempatan menyaksikannya secara langsung.
Ada beberapa fase pada GBT yang dapat disaksikan di Indonesia. Namun tak semua wilayah bisa menyaksikan fase-fase tersebut.
Gerhana Bulan Total diprediksi terjadi mulai pukul 15.00.38 WIB, 16.00.38 WITA, dan 17.00.38 WIT. Fase pertama atau disebut P1 ini tidak dapat diamati di wilayah Indonesia.
Beberapa wilayah di Indonesia baru dapat mengamati Gerhana Bulan mulai pukul 16.08.59 WIB, 17.08.59 WITA, dan 18.08.59 WIT. Pada fase ini, Gerhana Bulan berada di fase Gerhana Sebagian.
Wilayah yang dapat menikmatinya adalah Papua, Papua Barat, sebagian Maluku Utara, dan sebagian Maluku.
Gerhana Total atau disebut U2 terjadi pada pukul 17.16.19 WIB, 18.16.19 WITA, dan 19.16.19 WIT. Fase ini hanya dapat diamati di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Jawa Timur.
Puncak Gerhana sendiri akan terjadi sekitar pukul 17.59.11 WIB, 18.59.11 WITA, 19.59.11 WIT. Fase ini dapat diamati di hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
Setelah fase puncak, Gerhana memasuki fase akhir yang bisa dinikmati di seluruh wilayah Indonesia. Fase yang disebut U3 ini mulai pada pukul 18.42.03 WIB, 19.42.03 WITA, dan 20.42.03 WIT.
Di fase akhir, juga akan terjadi Gerhana Sebagian (U4) pada pukul 19.49.22 WIB, 20.49.22 WITA, 21.49.22 WIT. Fase ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.
Gerhana kemudian akan berakhir (P4) pukul 20.57.43 WIB, 21.57.43 WITA, 22.57.43 WIT. Sama seperti fase akhir sebelumnya, fase final ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Total, masyarakat tak memerlukan alat khusus. Namun jika ingin melihatnya lebih detail, masyarakat perlu memakai alat bantu teropong.
"Kita tidak perlu menggunakan alat bantu optik, kecuali hendak mengabadikanya dalam bentuk citra atau rekaman video," kata Andi Pangerang.
Gerhana Bulan Total menyajikan perubahan warna pada satelit Bumi tersebut.
Saat puncaknya, Bulan akan redup menjadi warna kusam sebelum berubah menjadi merah darah, dan warnanya dapat bervariasi secara signifikan dari satu gerhana ke gerhana berikutnya tergantung pada partikel di atmosfer planet kita.
Awan abu yang dilemparkan ke stratosfer oleh letusan gunung berapi baru-baru ini di Kerajaan Tonga di Samudra Pasifik selatan, misalnya, dapat mengubah wajah bulan menjadi warna merah yang lebih dalam daripada Gerhana Bulan biasa.(RZ/WK)****
0 KOMENTAR
A
No comments:
Post a Comment