INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA ------Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais menyarankan Presiden Jokowi dan Luhut B Pandjaitan pergi ke psikolog untuk mengecek apakah betul mengidap sindrom narsistik megalomania. Jubir Luhut, Jodi Mahardi, heran dengan perkataan Amien Rais.
"Yang harus ke psikolog itu para politikus yang nggak bisa menyampaikan pendapat secara beradab," ujar Jodi baru- baru ini.
Jodi menjelaskan seharusnya Amien mendidik generasi muda menjadi manusia beradab, bukan justru sebaliknya.
"Bukannya mendidik generasi muda jadi manusia beradab, malah sebaliknya," tukas Jodi.
"Yang paranoid itu yang nggak bisa nerima bahwa demokrasi bukan cuma maunya dia," imbuhnya.
Sebelumnya, Amien Rais menyebut Jokowi dan Luhut mengidap sindrom narsisistik megalomania, sindrom yang membawa diri seseorang merasa paling sempurna.
"Jadi saudara sekalian, memang seorang pemimpin, seorang presiden, itu ada kemungkinan mendapatkan sindrom narsisistik megalomania. Narsisistik itu adalah seseorang yang merasa akulah yang paling sempurna, akulah yang paling benar, akulah yang paling tahu segala macam persoalan, orang lain lebih bodoh, orang lain tidak bermutu, dan lain-lain," ucapnya.
Amien lantas menyarankan Jokowi-Luhut untuk pergi ke psikolog. Untuk memastikan apakah Jokowi-Luhut mengidap apa yang dia sebut itu.
"Megalomania itu membayangkan yang besar-besar, saya lihat ini, maaf ya Saudara Jokowi dan Luhut, Anda berdua ini harus mengaca diri, tanya kepada psikolog-psikolog yang objektif apakah kalian berdua itu sedang menderita narsisistik megalomania tadi. Kalau iya, tentu memohon ampunlah kepada Allah, kepada Tuhan, karena ini bisa bawa bahaya luar biasa," ujarnya.
"Jadi bayangkan kalau orang sudah kena halusinasi kemudian diekspresikan, dihijaulantahkan sindrom narsistik tadi dalam alam riil, maka saya kira sebagian besar bangsa akan mengelus dada, bangsa kita ini bisa melahirkan pemimpin-pemimpin keluar yang saya kira DNA-nya itu keluar dari DNA bangsa kita. Jadi menurut saya aneh-aneh itu ya," sambung Amien.(RZ/WK)***
No comments:
Post a Comment