INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA----------- Pemerintah telah memulai proses pembangunan awal Ibu Kota Negara (IKN) yakni Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunan ini diproyeksi memakan waktu 20-25 tahun ke depan dengan total anggaran mencapai Rp 466 triliun, baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun swasta.
Adapun berdasarkan, penelusuran CNBC Indonesia, lokasi IKN baru yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu, 'Dikepung' oleh 'harta karun' yang bernilai fantastis.
Harta karun dengan nilai fantastis tersebut diantaranya yakni minyak dan gas bumi (migas), batu bara, batuan andesit hingga emas dan perak. Lantas, berapa besar harta karun komoditas tambang di ibu kota negara baru ini? Yuk disimak;
1. Minyak dan Gas Bumi
Daerah Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah kaya akan migas. Salah satu proyek hulu migas di Kalimantan Timur yang digadang-gadang menjadi proyek andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu proyek gas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD). Proyek ini sendiri saat ini masih di bawah pengelolaan Chevron Indonesia Company Ltd (CICO) walaupun Chevron telah menyebut akan melepaskan kepemilikan saham di proyek ini.
Proyek IDD yang terletak di Kutai Basin, lepas pantai Kalimantan Timur ini terdiri dari Lapangan Bangka, Gendalo Hub dan Gehem Hub. Chevron telah memproduksi gas dari Lapangan Bangka mulai Agustus 2016 dengan kapasitas produksi hingga 110 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Namun untuk pengembangan Gendalo dan Gehem Hub, hingga saat ini masih belum juga dioperasikan. Chevron pun telah memutuskan bahwa proyek IDD ini tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan dan kini sedang mengevaluasi kepemilikan dan pengoperasian 62% sahamnya di proyek IDD ini.
Berdasarkan data SKK Migas, saat ini proyek ini sedang dalam tahap proses evaluasi persetujuan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD ) I dan juga proses evaluasi usulan perpanjangan Blok Rapak dan Blok Ganal.
Bila Gendalo dan Gehem Hub ini beroperasi, maka diperkirakan bisa menghasilkan gas sebanyak 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27.000 barel minyak per hari.
Hingga saat ini SKK Migas masih menargetkan proyek ini secara keseluruhan bisa beroperasi pada kuartal keempat 2025. Adapun nilai proyek ini diperkirakan sebesar US$ 6,98 miliar.
Selain proyek "raksasa" tersebut, terdapat juga beberapa proyek hulu migas yang telah beroperasi di sekitar daerah tersebut. Salah satunya yaitu Blok Mahakam yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam.
PHM ini merupakan termasuk produsen minyak terbesar kelima selama 2021 dengan realisasi produksi terangkut (lifting) minyak sebesar 24.931 barel per hari (bph) atau 113,30% dari target dalam APBN 2021 sebesar 22.000 bph.
Sementara untuk gas, PHM merupakan produsen terbesar keempat di RI dengan realisasi salur (lifting) gas pada 2021 mencapai 481 MMSCFD atau 117,30% dari target APBN 2021 sebesar 410 MMSCFD.(RZ/WK)***"
No comments:
Post a Comment