INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday, 25 December 2016

Natal Dan Tahun Baru Penjagaan Saat Ketat.

Tak terasa Pada Tahun 2016 hanya menyisakan beberapa hari saja. Seperti biasa akhir tahun selalu ditandai perayaan natal dan tahun baru.Perayaan Natal dan Tahun Baru sebelumnya selalu berlangsung damai dan tenang, kini dibayangi serangan bom. Namun seiring berjalannya waktu, terutama sejak serangan bom Natal pada tahun 2000, perayaan Natal dan Tahun Baru kini tak lagi seperti dulu. Banyaknya petugas polisi bersenjata lengkap yang berjaga di gereja-gereja, seolah kini menjadi hal biasa yang menjadi penghias malam Natal. Polri memperketat penjagaan di gereja khususnya pada saat perayaan Natal. Sebanyak 150 ribu pasukan gabungan akan dilibatkan dalam pengamanan Operasi Lilin 2016 untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru 2017. Bahkan tak hanya polisi, anggauta pasukan elit TNI kini turut serta membantu polii untuk mengamankan jalannya ibadah Natal. Di Jawa Tengah, dan di semua provinsi persiapan aparat pengamanan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru 2017 seperti layaknya akan berperang. Sudah sedemikian bahayanyakah negeri ini bagi mereka yang hanya ingin merayakan hari besar keagamaan? Sayangnya fakta mengatakan iya! Gereja dan tempat-ibadah disisir dengan metal detektor, anjing pelacak mengendus tiap sudut tempat ibadah yang dinilai rawan. Terlebih dalam beberapa pekan terakhir, rencana serangan teror yang berhasil digagalkan oleh polisi seolah kembali mengingatkan betapa nyatanya ancaman teror Natal dan Tahun Baru 2017. Beberapa serangan teror saat Natal menjadi bukti bagaimana ancaman teroris kini makin nyata. Beruntung kesigapan polisi berhasil menggagalkan rencana keji yang sudah disusun rapi untuk mengacaukan Natal dan Tahun Baru 2017 di negeri ini. Sebelum mereka dilumpuhkan oleh Densus 88, para teroris sudah menyiapkan bom dan rencana serangan yang akan dilancarkan. Lalu mungkinkah suasana Natal dan Tahun 2017 baru bisa kembali seperti sebelum pada tahun 2000? Dimana mereka yang merayakan Natal masih bisa kegereja tanpa merasa was-was,dan bisa tersenyum. Dimana sesama anak bangsa yang berbeda keyakinan masih bisa membaur menjadi satu sebagai sesama warga negara dengan hak dan kewajiban yang sama. Hanya dengan semangat kebangsaan lah ketraman di negeri ini bisa kembali seperti dulu. Menurut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian 150 ribu personil merupakan gabungan dari 80 ribu personil Polri, jajaran TNI 150 ribu, Satpol PP 3.000 dan sejumlah instansi serta elemen terkait. Tito juga meminta seluruh jajaran kedepankan pendekatan yang soft selama rangkaian pengamanan Natal dan Tahun Baru 2017. Jika diperlukan, upaya penegakan hukum juga harus diterapkan, utamanya untuk sweeping demi menunjukkan eksistensi negara dalam melindungi masyarakat.(***)

No comments:

Post a Comment