INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday, 25 January 2020

Ind Police Watch (IPW) memberi apresiasi pada Kapolri.

Jakarta. ----Ind Police Watch (IPW) memberi apresiasi pada Kapolri Idham Azis yang sudah mengangkat mantan Ketua KPK Agus Rahardjo sebagai Penasehat Ahli Kapolri. Keberadaan Agus diharapkan bisa membuat Polri membersihkan dirinya dari aksi korupsi, pungli, mafia kasus, mafia jabatan maupun mafia proyek. Selain itu Agus diharapkan dapat membuka akses KPK untuk melakukan OTT terhadap para jenderal maupun perwira Polri yang korup.

Penasehat ahli Kapolri bukanlah hal baru bagi dunia kepolisian di negeri ini. Dari waktu ke waktu, Kapolri kerap memiliki penasehat ahli. Namun saat ini kapolri idam Azis mengangkat 17 penasehat ahli terdiri dari berbagai kalangan ahli. Ind Police Watch (IPW) memberi apresiasi pada Idham yang sudah mengangkat begitu banyak penasehat ahli meski masa tugasnya sbg kapolri begitu singkat, yakni setahun lagi. Meski memberi apresiasi pada Idham, IPW juga melihat pengangkatan begitu banyak penasehat ahli seakan menunjukkan Idham sebagai Kapolri hendak show offorce bahwa dirinya didukung begitu banyak pakar. Yg jadi pertanyaan, dalam masa tugas yg tinggal setahun lagi, sejauh mana ke 17 penasehat ahli itu bisa bekerja efektif membantu Idham. Apalagi, Selama ini keberadaan penasehat ahli di lingkungan Kapolri lbh banyak sebagai pajangan. Sebab di internal polri sendiri sebenarnya sudah cukup banyak staf ahli Kapolri, yg terdiri dari jenderal bintang satu dan dua. Selain itu di lingkungan polri sendiri ada enam jenderal bintang tiga. Sehingga keberadaan 17 Penasihat ahli Kapolri itu bisa membuat tumpang tindihnya  kinerja di polri, terutama dgn staf Kapolri yg berpangkat jenderal bintang tiga, dua dan satu. Bukan mustahil mereka akan bertanya, apa sesungguhnya  pekerjaan mrk skrg ini dgn keberadaan begitu banyaknya Penasehat Ahli Kapolri.

Selain itu dgn begitu banyak penasehat ahli kapolri dpt membuat opini bahwa para jendral polri yg selama ini bekerja sesuai tupoksi ternyata tidak dipercaya, sehingga Kapolri hrs dibackup lagi dgn begitu banyak penasehat ahli. Banyaknya penasehat ahli ini juga makin menunjukkan bahwa polri sekarang ini lbh doyan membuat organisasinya menjadi obesitas, ketimbang membuat organisasj yg ramping, efisien dan efektif. Akibat makin obesitasnya organisasinya, semangat polri ini terlihat tidak sejalan dgn semangat presiden Jokowi yg selalu mengatakan akan menghapus sejumlah posisi  eselon agar  pemerintahan efisien dan efektif.

Namun yg menarik dari keberadaan penasehat ahli Kapolri itu adalah masuknya Agus Rahardjo mantan pimpinan KPK yang menjadi penasehat ahli Kapolri bidang pemberantasan korupsi. Dgn masuknya Agus, IPW berharap mantan pimpinan kpk itu bisa mendorong dituntaskannya belasan kasus korupsi besar yg mandeg hingga saat ini di Bareskrim, seperti kasus kondensat, kasus yayasan Pertamina, kasus Pelindo 2 dll. Selain itu, Agus juga hrs bisa mendorong terjadinya sinerji Polri dan KPK untuk membersihkan institusi kepolisian dari perwira perwira yg korup dan suka pungli. Yg tak kalah penting sbg penasehat ahli Kapolri, Agus hrs mendorong dan membuka kpk untuk melakukan OTT terhadap jenderal atau perwira polri. Selama ini kpk hanya melakukan OTT terhadap politisi, kepala daerah, hakim dan jaksa dan tidak pernah melakukan OTT terhadap jenderal polisi. Dgn masuknya Agus sebagai penasehat ahli Kapolri, sudah saatnya Agus mendorong kpk masuk untuk melakukan OTT terhadap jenderal polisi. Jika tidak bisa membersihkan Polri sebaiknya Agus mundur saja sebagai Penasehat Ahli Kapolri. Sebab ia tak lebih sebagai pajangan di tengah masih berkembanya persepsi buruk masyarakat terhadap Polri.(RZ/ 135 )****

No comments:

Post a Comment