INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday 25 January 2020

BNN Jateng Bocorkan Peta Rawan Edar Narkoba.


Semarang. Jawa Tengah -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah memaparkan hasil pantauan peredaran narkoba selama ini di hadapan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di Rumah Dinas Gubernur, Puri Gedeh Semarang, belum lama ini.

Kepala BNNP Jateng, Brigjen Pol Benny Gunawan dalam keterangan tertulisnya menuturkan, peredaran barang haram tersebut saat ini melalui beragam cara.
"Distribusinya melalui pelabuhan, jalur tol Trans Jawa, rute penerbangan, lembaga pemasyarakatan, serta melalui orang seiring bertambahnya WNA (warga negara asing) di Jateng," kata Brigjen Pol Benny.

Berdasarkan pantauannya, narkoba didistribusikan ke Jawa Tengah dari beberapa negara.

Antara lain Tiongkok, Jerman, India, Belanda, dan Malaysia.
Menurutnya, provinsi ini merupakan pasar ketiga narkoba di Indonesia setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Sedangkan daerah rawan peredaran di Jawa Tengah yakni Kabupaten Banyumas, Pekalongan, Jepara, Surakarta, Cilacap dan Kota Semarang.
Pengguna narkoba di Jawa Tengah pada 2019 mencapai 195.081 orang atau 1,3 persen dari jumlah penduduk.
Rata-rata penikmatnya rentang usia 15-64 tahun.

Karena itu, pihaknya meminta kepada Pemprov Jateng agar membentuk peraturan lengkap berisi upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di Jawa Tengah.
"Kami butuh regulasi yang lengkap. Sementara, saat ini BNN baru ada di sembilan kabupaten/kota di Jateng."
"Sehingga, kami harus mengampu 26 kota/ kabupaten lain," bebernya.

Ia menambahkan, pada malam tahun baru lalu, pihaknya menemukan sekelompok warga yang menyalahgunakan obat batuk untuk teler seperti halnya penggunaan narkoba.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun cukup kaget mendengar obat batuk disalahgunakan untuk menimbulkan efek fly.
Ganjar juga berharap sisi pertahanan masyarakat terhadap narkoba harus lebih kuat.

Ia mengatakan, segera menyusun Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai upaya resistensi terhadap masyarakat untuk pencegahan di masyarakat.
Lantaran bersifat urgen, Pergub lebih cepat diwujudkan dibandingkan penyusunan peraturan daerah (Perda) yang harus menunggu lama.
"Dengan Pergub, sifatnya lebih luas dan bisa menggigit semua."
"Kami juga akan buat kampanye jika narkoba ini sekarang sudah masuk ke rumah (masyarakat)," tegasnya.
Selain upaya itu, Ganjar juga akan menggandeng komunitas untuk sosialisasikan pencegahan.
"Kami buat lomba vlog, hadiahnya sepeda motor, kamera, laptop, handphone."
"Kami juga akan gerakkan MUI, pelajar, mahasiswa pada awal Februari 2020," tuturnya.(135)*

No comments:

Post a Comment