INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday, 21 February 2017

Benarkah Masalah Penyadapan Sulit Dideteksi.

Penyadapan adalah pengambilan atau mendengarkan suatu informasi dari percakapan atau komunikasi baik lewat telepon atau internet yang dilakukan secara rahasia.
Penyadapan pembicaraan lewat telepon seluler dapat dilakukan dengan metode, pertama meminta kepada bantuan operator untuk merekam telepon.
Untuk menyadap telepon seluler konsepnya, pelaku harus menentukan nomor telepon yang akan disadap. Kemudian, pelaku harus mendekati nomor yang disadap sesuai dengan radius yang dimiliki oleh alat penyadap yang digunakan.
Untuk penyadapan pembicaraan lewat telepon ada dua cara, tergantung dari telepon rumah ( wireline)  atau telepon seluler wireless.
Kedua, menyadap dengan alat penyadap telepon yang dapat dibeli secara bebas di pasaran.
Misalnya alatnya mampu beroperasi dalam radius 200 meter, maka pelaku harus selalu berada dalam radius tersebut dengan target, sehingga kalau target berpindah tempat, pelaku harus menyesuaikan.
Dengan mobile, target akan susah disadap karena pelaku juga harus mengikutinya. Begitu juga, jika menggunakan nomor baru atau nomor private, pelaku butuh waktu untuk menemukan nomor target tersebut.
Untuk menghindari penyadapan model ini, target harus mobile, atau selalu berganti nomor selulernya.
Untuk menghindari model penyadapan ini, target harus ganti   HP dan nomor selulernya. Hal ini dilakukan karena nomor HP dan imey sudah tertulis di log operator. Jika hanya ganti nomor akan percuma saja karena pelaku langsung mengetahuinya.
Model penyadapan kedua, pelaku akan minta bantuan operator seluler. Selama yang meminta penyadapan sesuai atau diperbolehkan oleh Undang-Undang biasanya operator tidak bisa menolak.
Untuk penyadapan lewat telepon rumah, bisa langsung menyambung ke box repeater yang menghubungkan dengan rumah target, atau minta bantuan operator.
Dimana nanti yang menjadi target adalah nomor HP dan internet protocol ( ip) dari paket internet yang digunakan. Maka komunikasi yang dilakukan oleh target lewat internet dapat didengarkan dan direkam oleh penyadap.
Sedangkan kalau komunikasi suara lewat internet, penyadapannya bisa dilakukan dengan menginstall aplikasi spoofing.
Sebetulnya semuanya bisa dihindari dengan metode kriptografi, yaitu mengubah percakapan dalam bentuk lain sebelum sampai dilawan bicara. Sehingga penyadap bisa menyadap pembicaraan, namun pembicaraan tersebut tidak dapat didengar.
Kedua modus penyadapan, baik dengan perangkat penyadap sendiri atau lewat bantuan operator sama-sama sering dilakukan.
Biasanya model ini dilakukan pada target yang jaringannya luas dan sangat mobile. Alasannya untuk penyelidikan dan penyidikan sebuah kasus.
Namun yang dilakukan dengan bantuan operator seluler ini, biasanya dilakukan oleh UU ITE, yaitu kepolisian, kejaksaan, BIN, KPK dan lainnya yang mendapat wewenang dari negara.
Kalau pakai metode kriptograpi ini, menggunakan metode penyadapan apapun tetap aman. Namun metode ini ada kelemahannya, yaitu komunikasi jadi agak lambat, karena ada proses pengubahan percakapan ke bentuk lain ini. Namun kelemahan ini tidak terasa dibanding dengan reseko disadap.
Kalau modus dengan alat sendiri, bisa dilakukan dengan alasan yang berbeda adakalanya untuk penyelidikan atau untuk kepentingan mereka sendiri.
Yang penting kalau kita bicara dengan seseorang usahakan bersih suaranya, begitu ada nada mencurigakan atau bunyi klik, atau tiba- tiba keluatan sinyal turun atau suara bergema atau mendengung langsung dihentikan saja.
Susah untuk mengetahui kita sedang disadap atau tidak, karena biasanya hanya ada noise atau suara berubah menjadi sedikit bergema. Tanpa uji forensik sangat sulit membedakan gema suara itu karena kondisi cuaca atau disadap.(****)

No comments:

Post a Comment