Sunday, 29 November 2015
Kampanye Hitam Mulai Warnai Pilwakot Semarang.
Semarang, Menjelang Pemilihan walikota dan wakil walikota ( Pilwakot ) Semarang yang akan digelar pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang, dinamika politik di Kota Semarang pun semakin memanas. Bahkan, kini mulai diwarnai kampanye hitam yang ditujukan untuk menyerang salah satu pasangan calon tertentu.
SMS dengan isi yang berbeda, isinya meminta masyarakat Semarang untuk tidak memilih pemimpin perempuan karena selama ini perempuan dianggap hanya sebagai " kanca wingking ". Selain itu, juga disebutkan bila selama ini Kota Semarang tidak punya sejarah dipimpin oleh seorang perempuan sehingga harus memilih pria.
Sementara Hevearita mengaku, juga menerima pesan singkat berisi hasutan kepada masyarakat Semarang untuk tidak memilih dirinya. Ita, demikian sapaan akrabnya, enggan berkomentar banyak atas sms tersebut. Mantan Dirut BUMD itu percaya masyarakat Semarang tidak akan terpengaruh dengan hasutan tersebut.
Menurut Ita bahwa, masyarakat Semarang udah cerdas dan bijaksana menentukan pilihan pemimpinnya.
Dikatakan pula oleh Ita, serangan kampanye hitam itu merupakan bagian konsekuensinya saat memutuskan terjun ke dunia politik. Ita juga meminta agar semua pihaknya khususnya pendukungnya bisa menahan diri dan tidak perlu melakukan pembalasan.
Menanggapi hal tersebut, Hendi bereaksi, santai terhadap kampanye hitam tersebut sambil tersenyum. Hendi juga memohon maaf kepada seluruh wanita di Semarang yang ikut tersakiti akibat kampanye hitam terhadap dirinya tersebut.
Sementara kyai kharismatik di Kota Semarang, KH Ahmad Haris Shodaqoh menjelaskan, bahwa tidak ada fatwa semacam itu. Argumen yang mengatakan wanita tidak pantas memimpin, menurut Islam adalah tidak dibenarkan.
Dijelaskan pula oleh KH Ahmad, kalau memang sudah memperoleh amanat dari rakyat, maka itu sama halnya dengan mempercayakan tanggung jawab memimpin suatu daerah di bahu pemimpin tersebut, termasuk jika itu pemimpin perempuan.
Terpisah, pakar Politik Universitas Diponegoro ( Undip ) Semarang, Teguh Yuwono mengatakan, bahwa Black Campaign itu terjadi karena kandidat pasangan calon yang diserang itu sangat kuat.
Menurut Teguh bahwa jika tidak bisa dikalahkan dengan cara rasional dan akal sehat, maka pilihannya adalah black campaign.
Sementara Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Mulyonono meminta seluruh jajaran TNI AD yang terlibat dalam pengamanan pilkada serentak dapat memberi jaminan ketertiban dan kenyamanan bagi masyarakat dalam memperoleh dan menyalurkan hak-hak politiknya.
Ia menuturkan pilkada serentak pada tanggal 9 Desember 2015 merupakan babak baru dalam sejarah perjalanan demokrasi di Indonesia. Pilkada tahun ini juga tahap pertama dari tujuh tahap yang direncanakan untuk menuju tercapainya pemilu dan pilkada serentak nasional tahun 2027.
Suksesnya atau tidaknya penyelenggara pilkada serentak tahun 2015 menjadi barometer untuk memperkirakan warna lembaran sejarah demokrasi di Indonesia selanjutnya.
Dalam pelaksanaan tugas perbantuan kepada Polri, TNI sangat berkepentingan untuk berperan serta mengawal dan menjaga jalannya pilkada serentak dengan tetap mengedepankan prinsip netralitas TNI.
Dan juga Ia meminta para Danrem dan Dandim agar mampu berpikir, dan bertindak serta memposisikan diri dan institusinya secara tepat dalam kerangka netralitas TNI.
Dalam menghadapi pilkada serentak para Danrem dan Dandim agar dengan kepedulian dan kepekaan yang tinggi mampu melaksanakan deteksi dan prediksi terhadap kemungkinan yang terjadi di daerah.
Apalagi terhadap setiap ancaman yang dapat mengacam kedaulatan dan kesatuan NKRI, para Danrem dan Dandim harus cepat tanggap serta proaktif dalam menangani setiap permasalahan yang ada.
Setiap perkembangan yang terjadi di wilayah harus mampu diwaspadai dan diantisipasi seoptimal mungkin melalui kemampuan dan sumberdaya teritorial yang dimiliki jajarannya. Demikian dikatakan oleh Kepala Staf TNI AD, Jenderal Mulyono.****
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment