INDENPRES MEDIA ISTANA

Friday 31 July 2015

Presiden Joko Widodo Bagi-Bagi Kartu Sakti.

Semarang, Presiden Joko Widodo memanggil perwakilan penerima tiga kartu sakti, terdiri atas Kartu Indonesia Sehat (KIS ), Kartu Indonesia Pintar ( KIP ), dan Kartu Keluarga Sejahtera ( KKS ) di basement rumah susun di Kelurahaan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, baru-baru ini. Sebagai awalan, pria asal Solo itu memanggil beberapa perwakilan KIP. Sebelumnya membagikan, Joko Widodo menjelaskan, penerima KIP berhak mendapat bantuan dana sebesar Rp 450 ribu, SMP sebesar Rp 750 ribu, dan untuk SMA/SMK sebesar Rp 1 juta. Joko Widodo memanggil satu persatu penerima KIP yang diwakili oleh SD/SMP,SMA/ SMK secara simbolis. Dan secara tiba-tiba Joko Widodo menyeletuk bahwa Abdul Muis kurus seperti semasa kecil Joko Widodo. Joko Widodo berpesan agar para penerima bantuan KIP menggunakan dana bantuan untuk keperluan sekolah. Dan Joko Widodo mewanti-wanti, jangan sampai ada penerima yang memanfaatkan bantuan untuk keperluan di luar sekolah. Setelah itu, Joko Widodo memanggil Belavia, siswa lainnya. Dan juga Joko Widodo menyeletuk lagi wah ini juga kayak semasa kecilnya Ibu Iriana. Sontak para hadirin tertawa. Selesai membagikan KIP, Joko Widodo beralih membagi Kartu Indonesia Sehat untuk 10 orang perwakilan warga Kelurahaan Bandarharjo. Joko Widodo tak lupa berpesan kepada para warga pengguna KIS, jika pelayanan di rumah sakit dirasa tidak baik, Joko Widodo menghimbau, para warga mengadu kepada gubenur. Apabila pelayanan masih tidak membaik, lanjut Joko Widodo, bisa diadukan di Kementerian Kesehatan. Terakhir apabila pelayanan tidak baik, Joko Widodo berjanji akan turun tangan untuk memperingatan secara langsung. Pada kesempatan itu, Joko Widodo juga menyerahkan bantuan sebesar Rp 225 juta untuk perbaikan rumah Bandarharjo. Bantuan diberikan kepada warga tiga blok masing-masing sebesar Rp 75 juta. Setelah menerima bantuan dana perbaikan rumah susun Bandarharjo dari Presiden Joko Widodo, Ketua RW 12, Hasta Budi Setiawan mengatakan, pihaknya segera mengumpulkan warganya untuk merencanakan sejumlah perbaikan. Selain masalah atap, Hasta mengimbuhkan berencana mengganti sejumlah tandon air. Hasta juga mengatakan tandon-tandon yang saat ini digunakan sudah tidak layak pakai. Air bersih yang ditampung menjadi keruh, diduga terpengaruh oleh karat dan lumut. Rencana awal, lanjut Hasta,dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan atap rumah susun. Menurut Hasta, kondisi atap memang memperhatinkan. Banyak kebocoran saat hujan deras. Para warga yang menghuni di lantai 4, kalau musim hujan pasti ruangan mereka basah karena gentengnya rusak.****

No comments:

Post a Comment