INDENPRES MEDIA ISTANA

Friday 16 March 2012

BOM MELEDAK DI SEMARANG

Semarang. Kota Semarang aman tentram dan dan damai secara tiba-tiba Kamis siang (15/3) dikejutkan dengan bom rakitan dalam pipa paralon meledak di Ngesrep Kecamatan Banyumanik Semarang Selatan. Korban bom kehilangan hampir seluruh jemarinya. Sebuah bom pipa yang ditemukan di Jalan Saptamarga III RT06 RW 09 Kelurahan Ngesrep Banyumanik SemarangSelatan pagi hari jam 10.30 WIB meledak. Tiga pekerja bangunan yang mengotak-atik benda tersebut terluka parah, di Panti Asuhan Baitusyukur. Panti Asuhan tersebut berada di seberang jalan ruas Tembalang- Jatingaleh, berjarak 500 meter Disisi timur panti asuhan terdapat proyek pembangunan perumahan Citrasun Garden. Posisi bangunan Baitusyukur berada di ujung jalan buntu. Persis di ujung jalan terdapat tumpukan sampah. Di sanalah bom pipa paralon yang kemudian meledak itu diletakkan. Awalnya bom pipa itu tergeletak di tumpukan sampah di ujung jalan yang berjarak sekitar 10 meter dari pintu. Pagi harinya, seorang warga yang bernama Imam Sukayat umur 45 tahun yang biasanya mengurusi sampah warga melihat pipa paralon. Posisi pipa paralon sedikit di bagian bawah tumpukan sampah dan nyaris masuk got. Imam mengambilnya dan memberikan kepada pekerja panti. Ia mengira barang ini merupakan bagian dari material bangunan. Dua kabel menjuntai di kedua ujung pipa. Seorang pekerja bernama Dwi, penasaran dengan benda ini. Dwi lantas mengotak-aatik kabel yang menjulur keluar dari paralon. Tidak disangka, paralon tersebut meledak. Dwi dan kawan-kawannya terpental dalam kondisi berdarah. Posisi mereka tergeletak disamping tembok setengah jadi yang lagi diperbaiki.Lebih mengenaskan, mereka tertahan sejam tanpa pertolongan. Ketiga pekerja yang menjadi korban ledakan Dwi Prayitno umur 31tahun, Ngatemin umur40 tahun dan Fajar Santoso umur 18 tahun. Dwi kehilangan lima jari tangan kiri. Ngatemin lebih parah lagi. Kedua tangannya hancur hingga pergelangan. Ia kehilangan hampir semua jarinya. Sebagian potongan jari tertinggal di tanah. Selain itu, Dwi dan Ngatemin mengalami luka bakar. Polisi datang dua jam kemudian, tepatnya pukul 12.30 WIB. Setelah memasang garis polisi, polisi mengamankan serpihan bom untuk diteleti lebih lanjut Dan mereka juga menemukan beberapa potongan jari korban. Berdasarkan identifikasi tiem Polda Jawa Tengah, bom diletakkan di dalam paralon berdiameter 2 inchi, dengan panjang sekitar 10 meter. Di dalam bom terdapat bateray dan dua kabel berwarna merah dan hijau. Jika kabel tersebut dihubungka, bom meledak. Sementara Kapolda Jateng Irjen Didiek S Triwidodo juga ikut memeriksa tempat kejadian perkara. Menurut Kapolda bahwa bom tersebut dikategorikan jenis bom rakitan explosive. Ketika proses penanganan masih berlangsung sekitar pukul 13.15, warga yang berkerumum di sekitar lokasi kejadian bersama polisi dikagetkan dengan kemunculan seutas kabel di salah satu rumah warga, tak jauh dari lokasi ledakan bom. Kabel berukuran kecil warna hitam tersebut keluar dari pintu rumah yang terkunci, dengan pengait sebuah lakban warna hitam juga.( Andu Nicolas&Yance).

No comments:

Post a Comment